Jakarta, tvOnenews.com - Korban insiden kebakaran di Muara Angke mempertanyakan nasib rumahnya yang hangus terbakar.
Sari (40) seorang istri dari tukang becak di Muara Angke tak kuasa menahan tangis saat diwawancarai oleh tvOnenews di tenda pengungsian.
Sebab, ia kembali mengingat bahwa rumahnya yang baru selesai dibangun telah rata dengan tanah. Selain itu, ia juga mengaku khawatir akan nasib tempat tinggalnya berikutnya.
"Bahan-bahan buat bangun rumah disini aja itu dikasih sama teman-teman, barang kayu, asbes, itu patungan, belum lama selesai," kata Sari saat ditemui di posko pengungsian di halaman Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke.
Dia mengatakan bahwa dirinya juga sempat bertengkar dengan suaminya dan begitu ketakutan jika tak lagi memiliki tempat tinggal.
"Saya udah nggak punya orang tua, tinggal disini juga dibantu-bantu. Kalau harus kehilangan rumah lagi, saya bingung harus gimana, ngontrak juga kan enggak mampu, narik becak penghasilannya kan gak tentu," tutur Sari.
Perempuan asal Brebes ini berharap akan ada bantuan dari Pemerintah untuk membangun kembali rumah-rumah yang terbakar secara permanen atau lebih kuat.
Sebab, rata-rata rumah yang dibangun di kawasan Tanah Bolong Muara Angke semi permanen dan terbuat dari kayu.
"Kita orang nggak ngerti, cuma bisa berdoa aja ya semoga ada bantuan buat bangun tempat tinggal lagi," katanya.
Sejauh ini, ia mengaku cukup terpenuhi kebutuhannya selama tinggal di posko pengungsian.
Untuk diketahui,kebakaran melanda bangunan semi permanen di Muara Angke, Jakarta Utara pada Sabtu (22/4/2023) dini hari. Setidaknya si jago merah telah menghanguskan 290 rumah warga.
"Yang terbakar bangunan semi permanen. Kurang lebih 290 rumah tinggal semi permanen," kata Humas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkamart) DKI Jakarta, Mulat Wijayanto dalam keterangannya, Sabtu (22/4/2023).
Mulat mengatakan kebakaran itu terjadi di Jalan Dermaga Kali Adem, Penjaringan, Jakarta Utara. Mulat menyebut pihaknya mendapat informasi kebakaran terjadi mulai pukul 01.45 WIB.
"Pengerahan 23 unit mobil dan 115 personel," tutur Mulat.
Mulat mengatakan pihak pemadam kebakaran sempat kesulitan untuk memadamkan kobaran api. Hal itu imbas kondisi angin kencang yang sempat terjadi di lokasi.
"Jadi perambatan cukup cepat ditambah dengan kondisi angin cukup kencang karena dekat dengan laut," ucapnya. (rpi)
Load more