Jakarta, tvOnenews.com - Keluarga Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim), AKBP Buddy Alfrits Towoliu membantah pernyataan yang menyebut bahwa Buddy menerima telepon dari seorang misterius sebelum akhirnya ditemukan tewas.
Bahkkan, dalam pernyataan itu disebut-sebut AKBP Buddy menaiki ojek online saat menuju ke lokasi ditemukannya tewas, di Stasiun Jatinegara.
Namun saat ini, Kakak sepupu korban, Vondell Towoliu mencabut pernyataan dari Cyprus A Tatali yang mengaku Paman korban, yang sebelumnya telah beredar luas dalam pemberitaan media massa.
Menurut Vondell, pernyataan yang dilontarkan Cyprus kepada awak media terlalu tergesa-gesa. Dia juga menyebut bahwa Cyprus adalah teman dekat dari korban, AKBP Buddy bukan paman.
"Bapak Cyprus itu teman dekat dari korban. Terkait dengan kesaksiannya itu mungkin karena saat itu terburu-buru dengan berbagai simpang siur berita sehingga belum terkoordinasi," kata Vondell kepada awak media, Senin (1/5/2023).
Oleh karenanya, Vondell menegaskan bahwa ia mewakili keluarga Buddy mencabut pernyataan yang dilontarkan oleh Cyprus.
"Sehingga mungkin pernyataan itu dapat kita cabut, begitu," ujarnya.
Untuk diketahui sebelumnya, telah beredar luas di jagat maya bahwa seorang pria bernama Cyprus A Tatali yang mengaku Paman dari AKBP Buddy Towoliu dan memberikan kesaksian kepada awak media.
Cyprus menyebut kematian AKBP Buddy itu terbilang janggal. Menurutnya Buddy sempat berangkat dari Polres Metro Jakarta Timur dengan kendaraan ojek online (ojol).
Hal itu baginya merupakan kejadian janggal karena biasanya AKBP Buddy pergi dengan kendaraan pribadi.
"Iya pribadi. Keluar dia naik Grab," ujar Cyprus kepada awak media, Minggu (30/4/2023).
Tak hanya masalah ojol, keluarga juga merasa janggal karena sebelum berangkat AKBP Buddy sempat menerima telepon misterius dari seseorang.
Atas hal itu keluarga menduga AKBP Buddy tergesa-gesa sehingga menggunakan jasa ojol untuk berangkat.
"Berangkatnya anehnya dia naik grab, katanya naik grab. Padahal, dia ada mobil pribadi," kata Cyprus.
"Kalau dia naik grab, yang telepon ini berarti tidak selevel atau tidak di bawah dia. Dia butuh waktu, kecepatan kan kira-kira begitu. Berarti orang telepon itu minimal di atas daripada dia kan, kita menduga juga kan. Kenapa dia bela-belain naik grab," sambungnya. (rpi/aag)
Load more