Jakarta-tvOnenews.com-Presiden Jokowi ramai dikritik karena “cawe-cawe” terlalu dalam urusan politik, termasuk menggunakan Istana untuk pertemuan partai politik pendukung pemerintah. Mantan pendamping Jokowi pada Pemilu 2014, Jusuf Kalla meminta Jokowi meniru sikap Mantan Presiden Megawati dan Mantan Presiden SBY di akhir pemerintahannya.
Partai Denokrat termasuk parpol yang bersuara keras soal peran Istana pada pemerintahan Jokowi. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief menyebut peran Istana pada pemerintahan Jokowi terlampu jauh jika menggagas dan mendorong koalisi partai dalam kompetisi Pilpres 2024.
Seperti apa peran Istana pada Masa SBY. Apakah pertemuan parpol dan dukungan pada capres dilakukan pihak Istana?
Peran Istana pada masa SBY
Dalam buku yang diluncurkan pada akhir masa jabatanya pada 2014, Selalu Ada Pilihan, Susilo Bambang Yudhoyono menyebut, salah satu ujian kepemimpinannya adalah keberhasilannya mengawal rotasi kepemimpinan selanjutnya.
Bagi SBY mengelar pemilu bukan soal rutinitas belaka, tapi harus menjamin nilai nilainya, seperti jujur, adil dan netral bisa dikedepankan. Dalam setiap rapat dengan pimpinan TNI dan Polri, SBY meminta aparat berlaku netral dan mengamankan pemilu dengan baik.
Bahkan saat Partai Demokrat, partai yang SBY dirikan, menyatakan resmi mendukung pemenangan Prabowo-Hatta. Namun dalam deklarasi, SBY memilih tidak hadir, dan hanya diwakili anaknya, Eddie Baskoro dan Menteri Syarif Hasan.
Load more