"Sebenarnya tidak ada motivasi khusus dari pribadi untuk membuat Mushola sehingga sebagus ini dan menjadi terkenal, tujuan kita cuma satu untuk kepentingan Umat Islam di sini, lebih khususnya berbagi untuk kepentingan umum," kata Basuki.
Diakuinya, pembangunan mushola itu adalah pemenuhan nazar saat dirinya mengalami kebangkrutan usaha, beberapa tahun yang lalu. Bahkan saat itu dirinya menanggung beban hutan hingga puluhan milyar rupiah.
"Hampir seluruh harta dan aset saya pada waktu itu, semuanya saya jual untuk bayar hutang," kenangnya.
Namun keterpurukan itu tidaklah membuatnya putus asa. Justru sebaliknya, ia merasa ini semua adalah cobaan dari Allah SWT, karena ini Basuki mengaku berusaha bangkit kembali, dan dengan bekerja keras dan berdo'a, akhirnya setahap demi setahap ia mampu melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya tersebut.
"Saat saya berziarah ke makam guru sekumpul (ulama kondang kalimantan selatan), disitu saya bernazar, kalau usaha saya bisa pulih kembali, maka saya akan membangun tempat ibadah. Alhamdulillah do'a dari nazar saya terkabul," ucapnya dengan nada penuh syukur.
Sementara untuk desain bangunan yang menggambarkan keberagaman budaya tersebut, dirinya mengaku merupakan ide dari ia pribadi. Dimana ia berharap dengan desain bangunan ini, semua umat beragama bersatu dengan memegang teguh rasa kemanusiaan.
"Waktu pembangunan Mushola ini dibutuhkan selama tiga tahun untung merampungkan berbagai unsur kebudayaan di dalamnya. Yaitu ada unsur kebudayaan Jawa, Dayak dan Banjar," ungkapnya.
Load more