Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta, Premi Lasari klaim bayi yang mengalami stunting atau kekurangan gizi akan mendapatkan jaminan sosial (jamsos).
Premi menuturkan bayi yang stunting akan terdata dengan baik dan masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
"Jadi kalau stunting itu, Dinas Sosial itu kan mendapatkan datanya dari Dinas Kesehatan. Kemudian, setelah itu datanya kami padankan dengan data terpadu kesejahteraan sosial, DTKS kan," ujarnya, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Balita yang sudah tercatat di DTKS akan menerima jaminan bantuan sosial berupa Kartu Anak Jakarta (KAJ).
Sementara balita yang belum terdata di DTKS dipastikan akan dibantu untuk mengurus data agar jaminan sosial ini dapat dinikmati semuanya.
"Seluruh balita stunting yang ada dalam DTKS itu di Dinsos masuk dalam jaminan sosial. Jadi pasti dapat bansos Kartu Anak Jakarta, seperti itu. Yang belum masuk DTKS kita cek di lapangan dan akan kita daftarkan ke DTKS," kata dia.
Premi pun mengklaim pihaknya melakukan sinkronisasi data penerima bantuan sosial (bansos).
Sebelumnya, penuh percaya diri, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yakin dapat menurunkan angka stunting di ibu kota dari target 14 persen menjadi 5 persen.
Target tersebut merupakan kesepakatan antara Heru dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin usai melakukan rapat di kantor Balai Kota DKI Jakarta, pada Rabu (1/2/2023).
Dia optimistis dapat menekan angka stunting usai melakukan kunjungan ke Cilincing kemarin dan melihat angka keberhasilan menyelamatkan anak-anak stunting cukup tinggi.
"Saya rasa bisa. InsyaAllah target itu tercapai, terlihat di Cilincing mencapai 777 stunting, kita bisa langsung turunkan sebanyak 17 persen atau yang sudah lulus sebanyak 134 penderita stunting. Yang paling tinggi penyelesaiannya di Cilincing, di Tanjung Priok sudah lulus sebanyak 81 anak," ujar Heru.
Sejak hari ini, Heru memastikan jajaran kepala dinas sudah mulai bekerja demi menuntaskan target yang diusung. Jajaran kepala Dinas telah bergerak sesuai dengan perintah Menteri Kesehatan.
Heru menyebutkan ada tiga strategi dalam percepatan penanganan stunting di ibu kota. Pertama, melakukan sinkronisasi data stunting yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Kedua, Pemprov DKI Jakarta akan turun ke lapangan untuk menyalurkan pemberian tambahan gizi dan vitamin kepada warga yang berada di daerah rawan stunting.
Ketiga, pihaknya akan fokus memberikan pengawasan gizi dalam tiga periode penting:
1. Ibu saat hamil
2. Bayi umur 6-11 bulan
3. Bayi usia 12-23 bulan
"Tadi saya memerintahkan kepada seluruh jajaran turun ke lapangan, bisa ke posyandu dan ke pelajar kelas 7 atau SMP diberikan makanan tambahan dan vitamin. Tadi sepakat setiap hari Rabu mereka ada makan bersama dan diberi tambahan vitamin," pungkasnya.
Sebagai informasi, DKI Jakarta mencatat ada 140 ribu ibu hamil yang tersebar di enam wilayah. Untuk itu, Heru mengimbau agar ibu hamil rajin memeriksakan kandungan ke posyandu dan memperhatikan gizi selama mengandung. (agr)
Load more