Itu sebetulnya gue sebagai reporter foto, tapi harus mengkoordinasi teman teman fotografer lain, mayoritas tenaga muda. Mereka semua sudah dapat penugasan. Ada yang ke daerah kota, ke Grogol, Ke Pasar Minggu, ke titik titik kerusuhan yang banyak sekali ketika itu.
Gue tadinya ngeliput di sekitar kawasan Medan Merdeka, sekitar monas. Karena kerumunan terus bergeser, akhirnya sampailah ke daerah Mangga Dua. Sampailah ke rumah Liem Sioe Liong. Ini kan jadi semacam simbol hubungan kroni Orde Baru. Gue ngeliat dan nongkrong di situ. hanya feeling aja, tiba tiba mereka masuk ke dalam rumah, dan mengeluarkan seluruh barang barang dan mulai membakar.
Menurut gue ada semacam kesumat, dendam yang belum bisa diterjemahkan dengan baik oleh undang undang dan hukum pemerintah pada waktu itu. Jadi yang ada hanya amuk saja. Kita juga tidak tahu, apakah hanya mereka, atau orang orang di sekitar itu yang mengendalikannya.
Berdasarkan fakta di lapangan bagaimana situasinya? Itu kemarahan spontan?
Kalau gue lihat, spontan sih spontan, tetapi kan gak mungkin melihat orang berani masuk bangunan, bakar sana, rusak sini, kalau itu dilakukan orang awam. Jika melihat kasat mata memang kurang lebih seperti itu, spontan.
Ada cerita lain yang berkesan di sekitar Mei 1998?
Karena tugas gue lebih banyak urus anak anak, jadi tidak terlalu penuh di lapangan. Perhatian gue memantau anak anak biar selamat. Jadi ada hal yang lebih penting selain gambar gambar yang mereka peroleh sebagai fakta.
Load more