Jakarta, tvOnenews.com - Memulai bisnis memang tidak semudah yang dibayangkan, ketika memiliki modal yang minim. Namun, hal itu tidak menyelutkan niat Sherly merambah bisnis fesyen.
Perempuan 25 tahun itu berusaha keras mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan modal awal hanya Rp100 ribu.
Sherly bersama rekannya memulai bisnis pakaian ready to wear dengan mengeluarkan produk lokal yang diberi nama Leviora.
Menurutnya, bisnis tersebut dimulai sejak 2017, yang mana melejit pesat hingga bisa menjual ribuan pakaian hingga sekarang.
"Saat pertama kali pegang uang Rp100 ribu, saya langsung gunakan untuk biaya jahit dan beli bahan dasar kain pembuatan hijab, awalnya hanya membuat satu buah saja untuk sampel, saat itu, masih menggunakan sistem jualan pre-order. Jadi, produk baru akan dibuat saat ada pesanan dari pembeli, saya tawarkan ke lingkungan terdekat, teman-teman di kampus," kata Sherly kepada tvOnenews.com, Kamis (18/5/2023).
Sherly mengaku memulai bisnis tersebut dengan modal yang diberikan keluarganya. Dia mengatakan perjuangan awal mengembangkan bisnis ialah mejelajahi toko-toko kain di wilayah Tangerang.
Namun, dia mengatakan tidak putus semangat ketika ribuan cobaan terjadi, ketika mengembangkan bisnis tersebut.
Alhasil, Sherly menuturkan bisa menjual ribuan pakian dan hijab melalui media sosial mulai 2020.
Sherly memanfaatkan kekuatan media sosial membangun brand awareness dan menjangkau target audiens mereka. Leviora aktif dalam berbagai pameran dan acara komunitas untuk memperluas jangkauan mereka.
"Berkolaborasi dengan Influencer di Instagram, menjadi hal baru bagi Leviora. Saya sangat senang bekerja sama dengan mereka. Sebab, lewat kolaborasi, kami dapat menemukan ide dan konsep yang inovatif," jelasnya.
Permintaan pasar akan produk Leviora terus meningkat, membuat Sherly menambah lini pegawai mulai dari bagian pengemasan, pelayanan pelanggan, sampai quality control.
Menurutnya, Leviora yang awalnya bekerjasama dengan vendor konveksi dari pihak luar, kini sudah berkembang memiliki konveksi sendiri, dengan jumlah penjahit lebih dari 10 orang.
Tak hanya pakaian blouse, tapi sederet koleksi baru hadir, mulai dari cardigan, sweater, tas, kemeja, dan sepatu. Namun, produk yang menjadi incaran banyak penggemar adalah koleksi rajutnya.
"Penjualan Leviora yang paling best-seller itu ada di koleksi rajut, awalnya saya sendiri memang suka sekali menggunakan cardigan rajut, saya berpikir, kenapa saya tidak buat saja rajut yang unik khas Leviora," tambahnya.
- Berdayakan Perajin Lokal
Sherly mengatakan pihaknya membuka ruang tumbuh bagi para perajin lokal, khususnya perajut, untuk dapat kesempatan berkembang lebih pesat lagi, terlebih lagi saat pandemi lalu, sektor rajut mengalami penurunan permintaan sangat drastis.
"Salah orang perajin lokal (Adi) pernah cerita kepada saya, saat itu, ia memiliki 5 mesin rajut, hanya 2 yang beroperasi, namun, setelah Leviora datang membawa pesanan produksi yang banyak, semua mesin rajutnya kembali aktif, bahkan sampai kewalahan katanya," ucap dia.
Saat ini, komitmen untuk menggunakan jasa para perajin lokal mendatangkan keuntungan baginya, karena segala proses produksi menjadi lebih mudah dan cepat.
Sherly berharap sektor industri rajut lokal terus berkembang dan dapat terus bersaing di kancah internasional.
Menurut Sherly, kehadiran Leviora diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi industri fesyen rajut khususnya para pelaku industri.
"Kami sangat bangga Leviora bisa menjadi bagian dari perjuangan membangkitkan kembali popularitas fesyen rajut. Kami berharap bahwa dengan produk-produk Leviora yang inovatif dan berkualitas tinggi," tukasnya. (lpk/aag)
Load more