Jakarta, tvOnenews.com - Perpolitikan di Indonesia mulai memanas, hal itu diungkapkan sebagian Netizen di media sosial. Pasalnya, Anies Baswedan dan PDIP sudah saling sindir dalam perhelatan Pilpres 2024.
Bahkan, saling sindir yang dilakukan kedua pihak itu begitu menyita perhatian publik. Pasalnya, pemilihan presiden dan pemilu masih satu tahun lagi.
Tak hanya itu saja, pidato kebangsaan Anies Baswedan yang diduga menyindir PDIP itu pun menuai kritikan netizen hingga PDIP. Di mana diketahui, dalam pidatonya Anies Baswedan mengatakan, dirinya kerap bertemu masyarakat tanpa diketahui pihak mana pun.
Bahkan, ia mengaku hal itu ia lakukan dengan perjalanan ke beberapa daerah terpencil dari Mei sampai April 2023 atau saat bulan ramadhan.
"Saya boleh cerita ya, sedikit. Saat Ramadhan, saya melakukan perjalanan yang disebut tirakat untuk mendengar, menyerap, dan merasakan suasana terkini di masyarakat kita," kata Anies.
Dia menjelaskan perjalanan mendengar keluhan masyarakat itu tidak diketahui media dan pihak mana pun. Sebab, dia ingin meresapi apa yang dirasakan masyarakat, tanpa adanya sebuah glorifikasi.
"Saya datang ke masyarakat tanpa ditemani media, kamera, hanya sendiri saja," tegasnya.
Menurut Anies, perjalanan ke daerah-daerah tersebut membuatnya yakin bahwa bangsa ini butuh perubahaan. Bahkan ia katakan, dirinya bertemu para pedagang, petani, hingga tenaga pelajar yang berada di daerah.
Namun dia menegaskan, tidak sesegera mungkin memberitahu khalayak dengan mengunggah kegiatannya di media sosial.
"Saya mengobrol saja, saya cerita saja. Saya bukan lari lari untuk unggah foto. Saya lagi mendengarkan suara mereka, saya ketemu dengan ibu-ibu, bapak-bapak yang memiliki keinginan masa depan yang lebih baik," imbuhnya.
Sontak pidato itu pun menua reaksi dari kader PDIP, yakni Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Di mana diketahui, Hasto katakan lari pagi yang dilakukan bacapresnya Ganjar Pranowo itu sebagai upaya untuk mengenal seluruh masyarakat.
Bail mulai dari budayanya, mata pencaharian, kehidupan yang dijalani, hingga aspirasi.
“Ciri dari PDIP adalah pemimpin itu mengakar ke bawah dengan prestasi, dengan kinerja yang baik, sehingga kritik tentu hal-hal yang bebas disampaikan dalam sistem demokrasi kita,” ujar Hasto di Kantor PDIP, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2023).
Hasto menyebutkan bahwa partainya membentuk kepemimpinan yang berakar ke bawah, bukan berakar pada politik identitas maupun sekelompok elite.
“Tetapi kultur kepemimpinan yang dibangun PDIP adalah kulktur kepemimpinan yang berakar ke bawah, bukan berakar ke elite. Apalagi berakar pada politik identitas itu bukan PDIP,” katanya. (rpi/lpk/aag)
Load more