Sukabumi, Jawa Barat - Sejumlah pelajar bersama dengan beberapa orang guru di SMA Negeri Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat asyik berjoget tanpa masker. Kejadian itu terekam dalam dua video yang kemudian tersebar di aplikasi perpesanan. Ironisnya aksi itu dilakukan ketika Sukabumi berstatus PPKM Level 3 yang seharusnya menghindari kerumunan dan menjalankan protokol kesehatan.
"Begini supaya clear aja ya, kebetulan hari ini milad SMAN Cisolok yang hadir dari komite, kita sudah beres sambutan dan sebagainya. Tiba-tiba ada surprise dari anak-anak kelas 12 kami lagi duduk-duduk saja dan bukan saya saja dilihat di video, ada bapak kepala (kepala sekolah), saya, dan kesiswaan," kata Herman kepada wartawan, Selasa (2/11/2021).
Herman mengaku dirinya terpaksa ikut berjoget dan sempat menolak, tetapi ia tidak berdaya karena dipaksa oleh para pelajar untuk ikut berjoget.
"Dipaksa oleh anak kelas 12, itu pun saya sudah meronta-ronta ya namanya kondisi sedang seperti itu sebenarnya. Tapi betul hari ini ada kegiatan SMAN Cisolok ada milad SMA Cisolok ke 22," ujarnya.
Herman menyebut pria yang menggunakan seragam ASN adalah kepala sekolah yang juga sama-sama diminta oleh siswa untuk ikut berjoget.
"Anak-anak kelas 12 kasih surprise, dengan lagu ulang tahun terus ada medley, bukan abdi (saya) saleresna (sebenarnya) ternyata ada Pak Rudi yang baju biru ada juga bapak kepala sekolah pakai baju pemda," ungkap Herman menegaskan.
Herman mengaku sebelumnya sudah wanti-wanti sebelumnya terkait tidak boleh ada kerumunan dalam kegiatan tersebut.
"Kita sudah wanti-wanti, sebelum nya jangan ada kegiatan yang (menimbulkan) kerumunan-kerumunan yang banyak. Itu juga protokol sudah diterapkan ya di luar kami (muncul) surprise itu. Kami juga dipaksa tiga orang itu harus ke depan malahan dari komite kan ada juga," kata Herman serata kembali menyebut nama beberapa orang.
Sementara itu, terkait beberapa pelajar tidak menggunakan masker hingga dirinya yang juga terlihat tidak menggunakan masker saat berjoget. Herman menegaskan bahwa ia sebelumnya menggunakan masker.
"Saya selesai sambutan itu sebenarnya bawa masker. Waktu sambutan saya enggak dibuka masker. Sudah selesai, lagi minum udah beres itu tiba-tiba dikasih kejutan itu jadi spontanitas bukan sengaja, tahu lah saya juga paham sekali bahkan saya itu guru yang di sekolah ke anak-anak bukan enggak mau nerima anak bersentuhan salam, biasanya wajib itu. Saya menolak saya jelaskan bahwa bapak salah satu yang pernah kena, enggak mau terulang lagi, saya juga sebagai pendidik tahu persis. Tapi karena tadi situasi dan kondisi ke kelas ketemu tidak lepas masker. Karena situasi kondisi spontanitas itu," bebernya.
Dikonfirmasi melalui sambubgan telepon, anggota Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukabumi Andi Rahman mengatakan pihaknya sudah mengetahui soal video tersebut. Andi juga menyesalkan peristiwa itu terjadi di tengah Kabupaten Sukabumi yang masih berstatus PPKM Level 3.
"Itu kembali ke tugas pokok dan fungsi kepala sekolahnya, tapi barusan sudah ini SMAN Cisolok akan dipanggil oleh Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan itu kan provinsi ya kewenangannya," kata Andi.
Dia juga mengatakan pengawasan akan dikembalikan kepada Satgas Covid Kecamatan.
"Nanti Satgas kecamatan akan memantau kalau sudah ada kasus, tim tracer kecamatan kan sudah ada. Pasti akan dipantau, kalau sudah kerumunan begitu akan dipantau kalau ada kasus satu saja ya semua akan dites (Covid-19)," sambungnya. (Rizki Gustana/act)
Load more