“Jadi, memang, di dunia forensik, kalau kita udah buka kepala, kita awetkan. Kita pikir pasti nanti dibuka wajahnya, kalau ditaruh di rongga kepala, ada formalin, kan pedes semua. Makanya (otak) kita taruh di bagian dada atau perut,” jelasnya.
Ahli forensik pertama di Asia ini menambahkan yang terpenting semua organnya telah dikembalikan kedalam tubuhnya.
“Yang penting (semua organnya) ada. Karena, kalau (kepala) nggak bisa nutup, nanti merembes formalin nya. Itu kan direndam formalin,” katanya.
Ia pun menegaskan bahwa seluruh proses yang dilakukan oleh dokter forensik termasuk saat autopsi dengan maksud memudahkan anggota keluarga agar dapat memastikan kondisi jenazah.
Namun, dokter forensik yang melakukan autopsi jenazah Brigadir J, tidak menemukan luka akibat terjadinya penganiayaan, hanya adanya luka bekas tembak.
Oleh karena itu, kedua tim dokter forensik, baik tim dokter forensik autopsi pertama maupun kedua memiliki hasil yang sama. (kmr/ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more