Apalagi keberadaan bandara yang mumpuni merupakan salah satu tolok ukur dari para investor untuk mau berinvestasi di suatu daerah disamping kelancaran transportasi, darat dan laut.
“Potensi daerah kita cukup tinggi. Contohnya investasi perkebunan kita terbanyak dan terluas di Kalteng bahkan informasinya se-Indonesia. Banyaknya investasi tentu berdampak pada ekonomi, tapi masuknya investasi ini juga bergantung pada transportasi,” terangnya.
Selain itu, beberapa kali pejabat negara dijadwalkan melaksanakan kunjungan kerja ke Kotim, namun batal karena kondisi bandara yang dinilai belum bisa dimasuki pesawat berukuran besar.
Hal ini juga menjadi faktor lain yang mendorong Pemkab Kotim untuk segera mengembangkan Bandara Haji Asan Sampit.
"Alhamdulillah dari pertemuan dengan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan kemarin pihak otoritas akan mengkaji lebih lanjut terkait rencana tersebut dan Insyaallah tahun depan sudah akan direalisasikan perpanjangan runway dari yang sekarang 2.060 meter menjadi 2.250 meter termasuk pelebaran juga. Akan tetapi semua itu akan lakukan sesuai regulasi yang memang diwajibkan dalam pengembangan bandara,” ucapnya.
Pemkab Kotim bersama pihak otoritas juga akan mempersiapkan kebutuhan pengembangan Bandara Haji Asan Sampit untuk kemudian disampaikan kepada Menteri Perhubungan dengan harapan dapat menjadi program prioritas.
“Target kami tahun depan sudah perpanjangan kalau memang bisa 1 tahun selesai. Semoga pada perayaan HUT Kotim tahun 2025 mendatang airbus pertama sudah bisa landing di Bandara Haji Asan Sampit. Tapi kalau bisa lebih cepat lebih bagus lagi,” pungkasnya. (dsi/nsi)
Load more