Pali, Sumsel - Nugal atau Menugal, merupakan salah satu tradisi sebelum membuat kebun dengan cara menanam padi darat atau padi yang tidak memerlukan perairan dan hanya mengandalkan turunnya air hujan. Biasanya Nugal dilakukan saat memasuki musim penghujan dan merupakan tradisi gotong-royong masyarakat turun temurun di Pali Sumsel.
Hal ini masih jadi andalan petani di beberapa desa yang ada di kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali). Selain untuk menjaga tradisi budaya nenek moyang, juga dapat menunjang ekonomi di tengah pandemi saat ini.
Salah satu petani, Riyadi (49) warga Desa Semangus, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali menerangkan bahwa, kegiatan Nugal ini merupakan budaya turun menurun sejak zaman dahulu. Yakni menanam padi di ladang dengan cara membuat lubang kecil menggunakan batang kayu yang ujungnya telah diruncingkan dan ditancapkan ke permukaan tanah sebagai tempat benih padi ditanam.
“Menanam padi dengan cara Nugal memang merupakan salah satu tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dulu. Hingga sekarang kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan budaya kearifan lokal agar tidak punah di tengah kemajuan zaman yang semakin modern. Untuk padi sendiri yang digunakan pun benihnya yang masih berupa padi hasil panen tahun sebelumnya,” ujarnya Selasa (02/11/2021).
Selanjutnya, jelas ayah tiga orang anak ini, biasanya para pria membuat lubang dan ibu-ibu menaburkan benih dilubang Tugal yang sudah dibuat oleh para pria.
“Kaum wanitanya menaburkan benih, kalau daerah kita menyebutnya mengicir. Biasanya sesudah panen padi Nugal ini nanti sekitar empat sampai enam bulan, lahan akan dilanjutkan dengan menanam bibit batang karet, untuk dijadikan kebun.” Tambahnya. (Puja Kusuma/Lno)
Load more