Padahal ideologi negara adalah yang harus dipertahankan. Contoh yang terjadi di Afganistan, Suriah, Irak, atau Myanmar dimana agamanya satu agama dan suku hanya beberapa suku antara 3 sampai 6 suku tetapi dari dulu perang tidak selesai.
Sedangkan di Indonesia, beratus-ratus suku bangsa, agama beragam.
Hasil survei tersebut menunjukkan adanya kekhawatiran yang serius terkait pentingnya Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Hal ini disebabkan oleh penghapusan Tap MPR II/1978, Lembaga BP7 dibubarkan pada era reformasi dan penggantian UU Sisdiknas menghilangkan mata ajar Pancasila.
“Generasi milenial dipengaruhi Barat melalui media sosial,” katanya.
“Pancasila mulai dihidupkan kembali semasa Bapak Taufik Kiemas, Ketua MPR R.I dibentuklah empat Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945,” ujarnya.
Kemudian lembaga UKP PIP dan direvitalisasi menjadi BPIP dan saat ini telah lahir PP 4/2022 tentang Standar Pendidikan Nasional, dimana dalam PP tersebut terdapat ketentuan wajib mata ajar Pancasila mulai dari PAUD hingga pendidikan tinggi. Bahkan pendidikan formal untuk Pendidikan Informal maupun nonformal.
Bung Karno pada Pidato 1 Juni menawarkan kalau mau Pancasila, kalau tidak mau Tri Sila, atau kalau tidak mau Eka Sila, yaitu Gotong Royong.
Load more