Jakarta, tvOnenews.com - Fenomena El Nino di Indonesia akan memberikan dampak musim kemarau yang kering. El Nino sebelumnya telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan seperti pertanian, pendidikan hingga pelayanan publik.
Untuk itu, Pemerintah diminta untuk lebih mengantisipasi dampak dari El Nino.
Diketahui, El Nino merupakan salah satu fenomena terkait Suhu Muka Laut (SML) yang terjadi di Samudera Pasifik. Adanya pemanasan SML ini mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudera Pasifik Tengah, sehingga akan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan yang terjadi, juga akan berpotensi meningkatkan jumlah titik api, sehingga makin meningkatkan kondisi kerawanan untuk terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Menurut Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, pemerintah perlu segera menyiapkan rencana aksi untuk mencegah dampak El Nino.
“Ombudsman melihat penanganan El Nino sebelumnya masih tergagap-gagap. Agar tidak tergagap lagi, pemerintah dapat membuat perencanaan dalam bentuk rencana aksi nasional," kata Yeka, Selasa (20/6/2023).
"Ombudsman akan kembali kumpulkan instansi terkait untuk membahas hal ini dan apakah diperlukan pembentukan gugus tugas,” sambungnya.
Yeka menjelaskan, menurut data BMKG, diperkirakan tahun 2023 akan terjadi El Nino dengan peluang sebesar 50-60%. Yang diprediksi mulai meningkat pada bulan Agustus dan akan bertahan hingga akhir tahun 2023.
"Walaupun peluangnya hanya sekitar 60%, musim kemarau tahun 2023 ini diprediksi menjadi musim kemarau paling kering dalam tiga tahun terakhir dan dikhawatirkan mengakibatkan dampak yang cukup serius terhadap semua sektor kehidupan," jelas Yeka.
Lebih lanjut, Yeka menjelaskan, hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa El Nino memberikan dampak terhadap kinerja pangan.
"Menurunkan produksi pangan dan peningkatan harga pangan yang selanjutnya memberikan dampak peningkatan inflasi, penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dan peningkatan garis kemiskinan," terang dia.
Berdasarkan analisis pada penelitian ini, Yeka menambahkan, Pemerintah seharusnya dapat melakukan penguatan dan lebih memfokuskan pada kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim khususnya El Nino.
"Selain itu juga menguatkan koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait serta Pemda untuk melakukan langkah antisipasi bersama,” imbuh Yeka.
Yeka mengatakan, situasi saat ini utamanya terkait ketahanan pangan harus menjadi perhatian lebih dari seluruh pihak.
Ia mencontohkan sulit terpenuhinya target impor Cadangan Beras Pemerintah (CBP), memerlukan strategi kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan negara penghasil beras. Sehingga target impor CBP dapat tercapai.
Di samping itu, Ombudsman RI juga mengajak masyarakat untuk mengetahui dampak El Nino ini baik terhadap lingkungan alam, sosial, ekonomi, dan kesehatan. (rpi/aag)
Load more