Bantul, Yogyakarta - Dua geng sekolah di Yogyakarta terlibat tawuran yang mengakibatkan dua orang luka dan satu diantaranya meninggal dunia. mirisnya lagi, sebelum dua geng ini tawuran mereka mengirimkan perwakilan bertemu untuk membuat surat perjanjian dan kesepakatan yang salah satu isinya adalah mereka tidak akan melapor ke polisi atau pihak manapun dan tidak ada visum serta tidak melibatkan alumni.
Kapolres Bantul AKBP Ihsan menjelaskan dua geng sekolah tersebut Stepiro dan Sase berassal dari dua SMA di Bantul dan Yogyakarta. Akibat tawuran tersebut dua orang luka - luka. Namun satu korban akhirnya meningga dunia setelah sempat dirawat di sumah sakit selama 10 hari.
Setelah kejadian tersebut jajaran Polres Bantul melakukan penyelidikan dan sementara ini berhasil menangkap 11 orang pelaku tawuran. 3 pelaku diantaranya masih dibawah umur yakni umur 16 tahun. Sedangkan 8 lainnya sudah dewasa.
"Korban yang meninggal berinisial MKA warga Sewon karena luka di dada. Sedangkan RAW warga Banguntapan terkena bacokan di bagian bahu serta dada yang sampai sekarang masih mendapatkan perawatan insentif. Keduanya merupakan anggota Geng Sase," ujar AKBP Ihsan Kapolres Bantul.
Ikhsan mengaku dirinya miris dengan kedua geng yang terlibat tawuran ini. Sebab jenis senjata yang digunakan sangat berbahaya yakni pedang panjang dan celurit besar. Selain itu yang membuat makin miris adalah sebelum betrok pada dini hari itu, perwakilan sempat bertemu untuk menanda tangani perjanjian dan kesepakatan saat tawuran.
“Kedua belah pihak bertemu di kediaman salah satu rumah anggota geng Sase. Mereka membahas tata cara tawuran dan menuangkannya dalam surat perjanjian,” katanya.
Load more