Wonosobo, Jawa Tengah – Dalam upaya memperkuat deteksi dini bencana alam tanah longsor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo akan menambah Early Warning System (EWS) di sejumlah titik rawan longsor.
“Minimnya sarpras di BPBD menjadi hambatan dalam penanganan kebencanaan , saya akan mencari terobosan dengan menggandeng CSR pihak BUMN, BUMD, Perbankan dan pihak swasta untuk bisa membantu mengadakan sarpras, agar kedepan dalam penanganan bencana di Kabupaten Wonosobo bisa lebih maksimal, disamping keterbatasan SDM yang dimiliki BPBD,” kata Bambang Triyono, saat dihubungi via telepon oleh tvonenews.com, Selasa (09/11/2021).
Bambang Triyono mengaku dari 13 EWS terpasang yang masih aktif dan berfungsi ada 8 yakni yang berada di Desa Pagerejo (Kertek), Pucungkerep (Kaliwiro), Kalikarung (Kalibawang), Medono (Kaliwiro), Watumalang, Garung Lor, Pulus dan Kalibening (Sukoharjo).
Sementara 5 EWS terpasang di Desa Tieng (Kejajar), Desa Ngasinan (Kaliwiro), Dusun Gelangan dan Tripis (Watumalang) dan Pagerejo (Kertek) dalam kondisi rusak.
“Ada 8 EWS yang masih berfungsi aktif dan 5 EWS yang kondisinya rusak. Untuk EWS yang rusak, kita akan segera memperbaikinya dengan mendatangkan teknisi dari Yogyakarta,” kata Bambang Triyono.
Mengingat hampir semua wilayah Wonosobo memiliki potensi rawan bencana tanah longsor, maka dengan pemasangan Early Warning System (EWS) dititik-titik rawan longsor, masyarakat bisa lebih tanggap ketika terjadi bencana di wilayah tersebut.
Load more