Menurutnya tidak ada hal yang mencurigakan baik itu terkait pelajaran hingga penggalangan dana pendidikan saat itu.
"Saat saya jadi santri tidak ada yang mencurigakan, termasuk dana mungkin kalau dana saya ngerasa nggak tersinggung, karena memang kita bayar 9 juta saat itu di awal untuk 6 tahun pendidikan saya merasa itu sebuah profit," sambungnya.
Riky juga mengakui kalau selama menimba ilmu di Ponpes Al Zaytun tidak pernah berpikiran kalau tempatnya menimba ilmu itu berkaitan dengan organisasi Negara Islam Indonesia (NII).
Terlebih seperti yang dinarasikan di berbagai media dimana dikatakan kalau Al Zaytun memiliki kaitan dengan NII soal pendanaan.
"Saya nggak berpikir bahwa itu NII karena biasanya disaat satu Muharram banyak orang berbondong-bondong orang datang ke waktu itu untuk bersedekah
ke pembangunan masjid sampai bermiliaran. Nah, perkara uangnya dijadikan ke masjid atau menjadi biaya operasional itu saya nggak bisa jawab," terangnya.
Riky juga tidak pernah menaruh kecurigaan terhadap berbagai aktivitas di pondok pesantren Al Zaytun selama ia menjadi seorang santri.
"Tapi setiap ada event pasti digelar untuk bersedekah bagi Ricky tidak ada yang mencurigakan ketika dirinya masih aktif sebagai santri pondok pesantren Al Zaytun," lanjutnya.
Load more