tvOnenews.com – Panji Gumilang disebut-sebut adalah sosok psikopat. Seorang alumni Ponpes Al Zaytun membongkar sifat asli sang dedengkot, ternyata dia kerap memaksa santri membuka baju hingga…
Pasalnya, ajaran Panji Gumilang dinilai bertentangan dengan syariat Islam dan menyesatkan, di antaranya ajaran mengubah kalimat Syahadat, cara naik haji tanpa pergi ke Mekkah, dan masih banyak lagi.
Panji Gumilang (sumber: kolase tvOnenews)
Kini mantan alumni Ponpes Al Zaytun pun satu per satu buka suara, salah satunya adalah Ken Setiawan. Dilansir dari kanal Youtube Apa Kabar Indonesia Malam (AKIM) pada Senin (26/6/2023), sang alumnus membongkar sosok asli Panji Gumilang.
“Kalau bertemu sudah tapi kalau ngobrol saya belum pernah. Bertemu di beberapa acara sering, Panji Gumilang paling hanya menyapa,” kata Ken Setiawan.
Ia menyebut dedengkot Ponpes Al Zaytun sebagai orang yang cerdas. Namun, Panji Gumilang juga disebut sebagai sosok psikopat.
“Panji Gumilag ini orang yang cerdas tapi bahasa saya masuk ke kategori psikopat,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ken Setiawan menuturkan bahwa Panji Gumilang merupakan sosok yang pandai menipu banyak orang. Dia juga lihai menutupi kebohongan.
“Orang yang bisa menutupi kesalahannya, keburukannya ditutup dengan hal bagus. Satu orang bisa menipu jutaan orang," jelas sang alumni Ponpes Al Zaytun.
Tak hanya masyarakat umum yang menjadi korban tapi juga para pejabat. Panji mampu mengelola dan mengatur Ponpes Al Zaytun yang begitu besar.
"Dia mampu mengorganisir orang segitu banyak, dan mengelola Al Zaytun yang begitu besar. Dan bukan hanya menipu masyarakat biasa tapi menipu para pejabat yang hadir kesana (Ponpes Al Zaytun),” kata Ken.
Jika berbicara sumber pendapatan Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan menceritakan bahwa Panji Gumilang menghalalkan segala cara seperti merampok harta hingga menipu.
“Dari Panji Gumilang gak menyampaikan silakan ngerampok, silakan nyuri, tapi mengatakan bahwa harta orang di luar kelompok termasuk orang tua yang belum berbayar itu kafir semua, dicuri nggak apa-apa,” pungkasnya.
Target yang dipatok untuk setiap santri sangatlah besar yakni Rp10 miliar dalam satu bulan. Jika hal ini tidak terpenuhi, maka ada hukuman yang menanti.
Salah satu hukumannya yaitu santri diminta melepas pakaian, lalu dicambuk hingga berdarah.
“Karena target kita kalau misalnya 1 bulan harus bawa Rp10 miliar, dapatnya missal Rp1 miliar itu nggak berani pulang kita, kalau pulang lepas baju dicambuk kalau belum berdarah belum berhenti,” ungkap Ken Setiawan.
Sang alumni Ponpes Al Zaytun menyampaikan kala itu para santri bisa meraih Rp1 miliar hanya dalam satu hari.
Untuk melancarkan hal ini, ada berbagai modus yang dijalankan seperti merampok dengan menyamar sebagai asisten rumah tangga.
Selain itu, Ponpes Al Zaytun juga memperoleh dana dari pendirian yayasan untuk dhuafa dan yatim piatu.
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, klik di sini.
(rka)
Load more