"Maksudnya ketika ada anak santri yang bukan orang tuanya bukan NII, ingin baiat NII, itu tolak oleh Panji gumilang," terangnya.
"Jadi memang Panji Gumilang membuat satu sistem yang semacam itu, ada cluster-cluster yang yang boleh diketahui oleh umum, mana yang tidak boleh diketahui," tambahnya.
Lalu apakah sistem tersebut untuk membedakan anak-anak NII dengan santri biasa?
"Mungkin dulu posisinya mungkin 50 persen 50 persen kali. NII 50 persen, yang non NII 50 persen. Kalau sekarang mungkin sudah 90 persen, 90 persen santri di Al Zaytun itu keluarga dari NII, anak-anak TNI yang umum sudah sedikit sekali itu." tutupnya. (ind/muu)
Load more