Bandung, tvOnenews.com - Pakar Semiotika ITB, Acep Iwan Saidi mengatakan, seloroh pantun Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bagian Bacawapres Ganjar Pranowo Pada Pilpres 2024, justru merupakan komunikasi politik yang melangkahi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Menurut Acep dirinya melihat seloroh Hasto menunjukkan dua sisi, pertama soal memang bagaimana Hasto berusaha membangun komunikasi yang cair saat itu.
"Tapi pada saat yang sama justru bagi saya menunjukan bahwa Kang Emil itu mungkin malah tidak bisa menjadi Cawapres pak Ganjar, wong Hasto ko yang mengatakan, bukan ibu Mega meksipun pak Hasto mengutip Ibu Mega," kata Acep Iwan Saidi kepada tvOnenews, Sabtu (1/7/2023).
Menurutnya, semestinya yang bicaranya paling tidak Ganjar atau ibu Mega itu sendiri .
Pakar Semiotika ITB, Acep Iwan Saidi.
"Nggak mungkin dong Ibu Mega mempersilahkan anak buahnya dalam hal ini untuk mendahului menyampaikan informasi tersebut gak mungkin loh dalam bahasa Semiotika," ungkapnya.
Lebih lanjut, Acep melihatnya komunikasi politik yang dibangun Sekjen PDIP itu sebagai cara untuk membangun suasana sebagai upaya mengapresiasi Ridwan Kamil.
Load more