tvOnenews.com - Nama Pondok Pesantren Al Zaytun saat ini tengah mendapat sorotan dari publik setelah beragam kontroversi terkait cara beribadah yang terjadi didalamnya.
Berbagai kontroversi soal cara ibadah yang terjadi di Ponpes Al Zaytun terkait dengan kegiatan beragama dan cara beribadahnya sempat viral di media sosial.
Dimulai dengan viralnya tata cara salat Idul Fitri yang mencampurkan shaf jamaah wanita dan juga laki-laki, hingga melantunkan salam Yahudi dan berbagai kontroversi lainnya.
Akibatnya sejumlah masyarakat pun melakukan aksi unjuk rasa di depan Pondok Pesantren Al Zaytun menutuk dilakukannya penyelidikan Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu.
Sampai akhirnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun bertindak cepat dengan membentuk tim investigasi khusus untuk melakukan penyelidikan di dalam Ponpes Al Zaytun.
Saat ini polemik terkait dengan Ponpes Al Zaytun semakin memanas, setelah adanya berbagai aksi unjuk rasa yang terjadi, meminta pihak yang berwajib untuk melakukan tindakan kepada pimpinan Al Zaytun.
Bahkan saat ini, polemik yang menimpa Pondok Pesantren Al Zaytun dan juga pimpinannya yakni Panji Gumilang mneyeret nama Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Nama dari Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko terseret lantaran muncul isu yang mengatakan kalau dirinya membekingi atau melindungi Ponpes Al Zaytun.
Melalui sebuah wawancara eksklusif saat diundang hadir pada acara diskusi Dua Sisi yang tayang di tvOne, Moeldoko pun menjawab isu yang mengaitkan namanya dengan Ponpes Al Zaytun.
Pada kesempatan tersebut Moeldoko secara tegas mengatakan kalau dirinya tidak melindungi Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang.
Ia menepis berbagai kabar yang mengatakan kalau dirinya membekingi Ponpes Al Zaytun adalah tuduhan yang tidak benar.
"Apa karena saya pernah menerima apa itu, mangga dari sana?" kata Moeldoko sambil tertawa.
"Kalo orang membekingi itu kan harus mendapatkan sesuatu, apa karena saya pernah dapet mangga? Kalo saya membekingi sesuatu pasti saya mendapatkan sesuatu dari itu," lanjutnya.
Moeldoko dengan tegas mengatakan kalau tidak ada kepentingan tertentu yang membuatnya harus melindungi Ponpes Al Zaytun.
"Tidak, apanya yang harus saya bekingi, apa kepentingan saya kepada mereka." terangnya.
Bahkan Moeldoko juga mengatakan kalau segala tuduhan dari orang-orang yang mengatakan kalau dirinya terlibat dengan Al Zaytun merupakan tuduhan yang tidak berdasar.
"Jadi orang-orang yang ngomong itu harus jelas mendefinisikan kata beking jangan ngawur, ada yang bilang "itu pak moeldoko yang mengerahkan polisi" itu dasarnya dari mana, dengan lagi itu dasarnya dari mana, nah dengan pernyataan yang tidak berdasar itu" ungkap Moeldoko
Saat ditanya apakah dirinya akan mengambil langkah tegas terkait segala tuduhan yang menggantikan namanya dengan Ponpes Al Zaytun, Moeldoko mengatakan kalau sampai saat ini ia masih mentolerir segala bentuk tuduhan kepadanya.
"Saya bisa marah, kemarahan saya sampai mana? nanti lihat saja kalau sudah gak terukur saya akan gila, tinggal begitu aja. Untuk sekarang masih terukur, masih bisa ditolerir tuduhannya," tegas Moeldoko.
Meski dengan tegas membantah kalau dirinya tidak melindungi Ponpes Al Zaytun, Moeldoko tidak menampik kalau dirinya pernah beberapa kali menyambangi Ponpes Al Zaytun.
"Yang jelas saya pernah kesana hanya dua kali atau berapa kali. Yang pasti setiap saya kesana intinya memberikan ceramah terkait dengan wawasan kebangsaan apa yang salah?" tutup Moeldoko. (akg)
Load more