tvOnenews.com - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko saat ini tengah mendapatkan sorotan setelah namanya disebut sebagai salah satu orang yang membekingi atau melindungi Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang.
Moeldoko dianggap menjadi salah satu orang yang melindungi Ponpes Al Zaytun selain sosok yang sering disebut dengan "Pak Kumis".
Melalui sebuah wawancara eksklusif saat diundang hadir pada acara diskusi Dua Sisi yang tayang di tvOne, Moeldoko pun menjawab isu yang mengaitkan namanya dengan Ponpes Al Zaytun.
Pada kesempatan tersebut, Moeldoko mengatakan kalau semasa dirinya menjadi Panglima Kodam atau Pandam, ia pernah mencoba untuk mengunjungi Ponpes Al Zaytun.
Pada saat itu, Moeldoko melakukan kunjungan ke Ponpes Al Zaytun dan juga pondok pesantren lainnya untuk mendistribusikan persoalan wawasan kebangsaan.
Dikatakan kalau pada saat kunjungan pertamanya itu, dirinya sempat mendapatkan penolakan dari pihak Al Zaytun.
"Saya tidak banyak tahu tetapi yang saya ketahui bahwa pada saat saya jadi Pangdam bahwa suatu saat Dandim saya, saya minta untuk membuka jalan saya agar bisa ketemu pimpinan al Zaytun saya waktu itu nggak bisa, ya gak boleh masuk," kata Moeldoko.
"Itu otoritas mereka otoritas Al Zaytun, kenapa tidak bisa masuk. Tapi pada akhirnya saya bisa masuk ke dalam dan kenapa perlu saya masuk ke dalam karena sebagai panglima itu harus memahami semua persoalan yang ada di wilayah itu bagian dari pembinaan teritorial," sambungnya.
Moeldoko juga mengatakan kalau pada saat itu dirinya bertemu dengan sosok Panji Gumilang untuk mendiskusikan perihal wawasan kebangsaan tersebut.
"Biasa dia bercanda aja sebenarnya nggak ada yang tertutup tapi setelah saya masuk ya semuanya menjadi terbuka. Bagi saya saat itu bukan hanya Al Zaytun yang saya datangi, semua Pesantren saya datengin untuk apa itu mendistribusikan persoalan wawasan kebangsaan," ungkapnya.
Moeldoko juga mengatakan menski pada awalnya pendistribusian wawasan kebangsaan ni sempat mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak termasuk sejumlah pesantren, namun ketika sudah disosialisasikan dan berdiskusi semuanya akhirnya bisa menerima.
Beliau juga mengatakan kalau pada tahun 2018 dirinya jga pernah mendapatkan undangan dari Al Zaytun untuk memberikan ceramah di depan para santri Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu.
"2018 ketika awalnya diundang memberikan ceramah sekaligus menancapkan apa itu salah satu pilar pada saat pak Panji Gumilang membuat waduk untuk pertanian di sana kan cukup luas ya, untuk menampung air hujan,"
Bahkan Moeldoko menerangkan kalau pada saat kunjungannya itu, aksi simbolis dari pembangunan itu dihadiri oleh perwakilan dari berbagai agama.
Hal tersebut juga membuktikan kalau kurikulum wawasan kebangsaan yang dirinya bersama dengan sejumlah pesantren berhasil diterapkan pada persoalan toleransi beragama.
Buka hanya itu, sejak saat itu Moeldoko pun masih kerap menanyakan perihal dengan wawasan kebangsaan di Al Zaytun
"Sampai saat ini juga saya periksa gimana soal wawasan kebangsaan, dijawab 'pak sampai saat ini pagi dan sore ini masih menyanyikan lagu Indonesia Raya' gitu katanya," ungkap Moeldoko.
"Kalau itu ada yang salah atau menyimpang maka kita harus segera bertindak luruskan segera jangan diam kan begitu saja. Kalau itu persoalan ideologi kita punya BPP, kalau itu menjurus pada persoalan ekstrimisme dan terorisme ada badanya BNPT," sambungnya.
"Kalo itu berkaitan dengan ajarannya yang menyimpang ada yang harus meluruskan itu semua dari kita harus bertindak jangan diam. Sekarang mulai muncul penyimpangan di sektor penyalahgunaan berkaitan dengan pidana, ya jalankan," terangnya.
Pada kesempatan wawancara di acara dua sisi tvOne, Moeldoko juga dengan tegas menepis berbagai kabar yang mengatakan kalau dirinya melindungi Al Zaytun.
"Apa karena saya pernah menerima apa itu, mangga dari sana?" kata Moeldoko sambil tertawa.
"Kalo orang membekingi itu kan harus mendapatkan sesuatu, apa karena saya pernah dapet mangga? Kalo saya membekingi sesuatu pasti saya mendapatkan sesuatu dari itu," lanjutnya.
Moeldoko dengan tegas mengatakan kalau tidak ada kepentingan tertentu yang membuatnya harus melindungi Ponpes Al Zaytun.
"Tidak, apanya yang harus saya bekingi, apa kepentingan saya kepada mereka." terangnya.
Bahkan Moeldoko juga mengatakan kalau segala tuduhan dari orang-orang yang mengatakan kalau dirinya terlibat dengan Al Zaytun merupakan tuduhan yang tidak berdasar.
Saat ditanya apakah dirinya akan mengambil langkah tegas terkait segala tuduhan yang menggantikan namanya dengan Ponpes Al Zaytun, Moeldoko mengatakan kalau sampai saat ini ia masih mentolerir segala bentuk tuduhan kepadanya.
"Saya bisa marah, kemarahan saya sampai mana? nanti lihat saja kalau sudah gak terukur saya akan gila, tinggal begitu aja. Untuk sekarang masih terukur, masih bisa ditolerir tuduhannya," tegas Moeldoko.
Meski dengan tegas membantah kalau dirinya tidak melindungi Ponpes Al Zaytun, Moeldoko tidak menampik kalau dirinya pernah beberapa kali menyambangi Ponpes Al Zaytun.
"Yang jelas saya pernah kesana hanya dua kali atau berapa kali. Yang pasti setiap saya kesana intinya memberikan ceramah terkait dengan wawasan kebangsaan apa yang salah?" tutup Moeldoko. (akg)
Load more