“Saya cross check ke almarhum suaminya korban pada saat itu. Kemudian juga sempat dekat juga berteman dengan korban,” katanya.
Bukan perkara mudah bagi mantan wali santri Ponpes Al Zaytun mengungkapkan hal ini. Namun karena bukti-bukti yang dimiliki cukup kuat, maka Leny berani mengungkap adanya dugaan kasus pelecehan seksual di Al Zaytun.
“Saya dapati juga bukti-bukti voice note dan saya kenal suara itu suara siapa. Kemudian juga satu video percakapan yang memang meyakinkan saya memang itu adalah pimpinan pesantren (Panji Gumilang) dan juga korban,” ungkapnya.
Setelah bertabayyun ditambah dengan bukti-bukti yang ada, Leny Siregar, akhirnya memutuskan untuk menarik anak-anaknya dari Ponpes Al Zaytun.
Kedua anaknya sempat belajar menjadi santri pada 2019-2021. Tidak sempat lulus karena Leny langsung manarik kedua anaknya yang tengah jadi santri di Al Zaytun.
“Dari situ saya yakin sebelum viral di media massa saya tidak kuat untuk menanggung malu, saya tarik anak-anak saya dari situ,” tutur Leny.
Lebih jauh Leny mengungkapkan, mengapa dirinya sangat mengetahui kondisi Al Zaytun, karena sebelum akhirnya keluar, Leny merupakan anggota Negera Islam Indonesia (NII) dan termasuk bagian orang dalam di NII pimpinan Panji Gumilang.
"Saya orang dalam, jadi saya 21 tahun sebagai orang dalam atau dikatakan NII atau KW9," tegasnya.
Load more