Ibas lantas membandingkan UU Kesehatan era pemerintahan SBY. Pada masa itu, Ibas menyebut alokasi anggaran kesehatan yang dikeluarkan zaman SBY mencapai 5 persen.
“Demokrat berpandangan, anggaran pendidikan saja bisa memiliki mandatory spending sebanyak 20 persen. Ya karena kita tahu, angka dari kemajuan sumber daya manusia kita itu salah satunya, ya pendidikan,” jelasnya.
Dia pun meminta pemerintah maupun DPR tetap mempertahankan besaran alokasi anggaran 5 persen itu.
“Jadi clear di situ bahwa Fraksi Partai Demokrat menginginkan mandatory spending 5 persen untuk bidang kesehatan kita tetap berjalan bahkan kalau perlu ditingkatkan,” tegas Ibas.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Banggar DPR ini juga menyoroti soal liberalisasi dokter dan tenaga medis asing yang bisa praktik di Indonesia. Ibas mengatakan Fraksi Demokrat mendukung modernisasi rumah sakit (RS) dan peningkatan kompetensi dokter san tenaga medis.
“Sama seperti kalau kita lihat, pergi ke rumah sakit RSPAD katakanlah, seperti itu juga, semakin hari semakin modern, semakin maju,” imbuhnya.
Di sisi lain, dia menyebut liberalisasi dokter dan tenaga medis itu dinilai berlebihan. Pasalnya bisa menimbulkan ketidakadilan terhadap dokter dan tenaga medis lokal.
Load more