Surabaya, Jawa Timur - Ari sulistiawaty (24 tahun) Ibu dari Muhamad Teguh Prakoso balita berusia 4 tahun, yang tega membunuh anak darah daging nya sendiri jalani pemeriksaan di Ruang Pelayanan Khusus (RPK) unit perlindungan perempuan dan anak Polrestabes Surabaya.
Saat memperagakan 19 adegan dalam rekonstruksi, tersangka terlihat tenang dan tak nampak raut wajah penyesalan.
Selama kurang lebih 30 menit, pelaku terus mencoba mengingat peristiwa yang terjadi di rumahnya di jalan Sido Kapasan 1, Kecamatan Simokerto, Surabaya, untuk di reka ulang kembali bagaimana peristiwa tersebut terjadi.
Dalam reka ulang tersebut diketahui jika korban dianiaya oleh pelaku selama dua hari, yakni sejak hari senin 8 november 2021, saat itu korban yang sedang buang air besar di celananya, membuat pelaku naik darah dan mencubitnya beberapa kali.
“Saya cubit karena capek karena dia terus eek (bab) di celana, padahal sudah saya kasih tahu,” gerutu tersangka saat mempergakan adegan mencubit anaknya.
Puncak dari aksi penganiayaan terhadap anak kandung ini terjadi di hari selasa (9 november 2021) dimana pelaku kembali mengulangi perbuatannya. Dalam adegan ke 16 dan 17 tersangka menampar kepala korban, hingga membenturkan kepala korban ke lantai hingga korban tidak sadarkan diri.
Mengetahui anaknya telah tewas pelaku lantas memangil suaminya, dan menyatakan anaknya terjatuh, sehinga pelaku dan suaminya membawa korban ke rumah sakit dr Soetomo Surabaya, namun sayang nyawa korban sudah tidak tertolong.
"Hasil rekonstruksi itu tadi, kita sebagai penyidik ini menjadi bahan pemeriksaan. Karena akan ada pemeriksaan tambahan. Minimal kita mengetahui adegan per adegan, yang dilakukan oleh terduga pelaku terhadap korban," ungkap Kanit Resmob Polrestabes Surabaya AKP Gondam Pringgondhani.
Gondam mengatakan pihaknya menjadwalkan 17 adegan, tetapi dari reka ulang yang dilakukan, ada 2 adegan tambahan, sehingga total adegan yang diperagakan ada 19 adegan.
"Motifnya masih kita dalami, karena memang, pelaku dengan korban ini lama tidak ketemu. Kemarin sebelum meninggalnya korban, itu baru bertemu sekitar 2 minggu. Belum tahu kebiasaan-kebiasaan dari korban. Lalu pelaku mungkin agak jengkel dan sakit hati terhadap korban," ungkap Gondam.
Selain itu, polisi juga telah melakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku, tetapi hasilnya masih belum keluar.
"Tadi kami sudah melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku," tandas Gondam. (zainal azhari/rey)
Load more