Jakarta, tvOnenews.com – Belakangan pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang, mengaku tidak takut jika diminta mengembalikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah video yang diunggah kanal YouTube Al Zaytun Official dengan judul 'Remontada Al Zaytun'.
Tak hanya perihal dana BOS, dalam tausiyah tersebut Panji Gumilang juga menjabarkan mengenai beberapa hal lain, salah satunya laporan hasil sedekah jemaah dalam perayaan 1 Syuro atau 1 Muharram.
Panji Gumilang dalam kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih pada tamu yang hadir di acara Perayaan 1 Syuro Ponpes Al Zaytun.
Ia juga mengungkapkan bahwa banyak orang yang menganggap bahwa acara Perayaan 1 Syuro merupakan acara yang sakral dari Al Zaytun, padahal sebenarnya tidak.
“Orang-orang yang menanam suatu kecurigaan itu selalu mengucapkan bahwa 1 muharram ini acara sacral bagi Al Zaytun, padahal nggak sakral nggak apa,” ungkap Panji Gumilang dalam pidatonya dilansir dari kanal YouTube Al-Zaytun Official (21/07/2023).
Panji Gumilang juga menyebut bahwa perayaan 1 Muharram atau 1 Suro bukan merupakan bagian dari agama, melainkan kebudayaan. Dirinya dan Ponpes Al Zaytun memperingati hal tersebut karena berdasar pada kebudayaan Indonesia yang kerap memperingati 1 Muharram atau 1 Syuro.
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, ia mengaku tidak ada salahnya jika ikut memperingati perayaan 1 Muharram.
“Kita maknai awal tahun itu maka menjadilah 1 Muharram atau 1 Syuro. Jangan diagamakan itu, bukan agama. Tradisi, kalau sudah tradisi jangan dibalut dengan keagamaan nanti bisa sesat ya katakanlah tradisi gitu saja,” ungkap Panji Gumilang.
Meski demikian menurut Panji Gumilang jika sebuah tradisi itu baik maka ada nilai kebaikan juga di dalamnya.
Panji Gumilang dalam ceramahnya mengatakan bahwa pada agenda perayaan 1 Muharram yang diselenggarakan Ponpes Al Zaytun ada dana sedekah yang terkumpul.
“Nah, sekarang Syekh menyampaikan ada nggak sodhaqoh Muharram atau sodhaqoh Syuro itu? Ada. Dapat berapa Syekh? Dengarkan baik-baik. Syekh mencatat karena dilapori itu dolar Indonesia yakni rupiah jumlahnya 1,914,545,000 kalau dinarasikan satu miliar sembilan ratus empat belas juta lima ratus empat puluh lima ribu. Lumayan, kan?” ungkap Panji Gumilang.
Bukan hanya berupa rupiah, Ponpes Al Zaytun juga mendapat sumbangan berupa dollar Amerika Serikat, dollar Singapura, dan ringgit Malaysia. Panji Gumilang mengaku sumbangan Ponpes Al Zaytun dalam mata uang USD mencapai 10.000 USD.
Sementara untuk Dollar Singapura jumlah yang terkumpul sebesar 2.300 dollar Singapura. Sedangkan, ringgit Malaysia terkumpul sebesar 20.200 ringgit.
Panji Gumilang mengaku mengambil kebijakan untuk tidak menyimpan uang sumbangan tersebut di bank. Karena menurutnya bank kini sudah tidak bisa menyimpan rahasia nasabahnya. Hal ini lantaran rekening Panji Gumilang dan besaran tabungan yang tersimpan di bank kini diketahui publik. (Lsn)
Load more