Tak hanya itu, menurut Panji Gumilang beragama juga harus menerapkan jas merah, yang mana harus singkron dengan sejarah.
"Maka, Rasulullah membaca sejarah, jas merah itu mutawatir. Jangankan cerita mutawatir, jas merah, jangan melupakan sejarah. Rawahu siapa? Tidak pakai rawahu, baca sejarah. Yang kurang membaca sejarah pasti tidak bisa menerangkan apa-apa, jasmerah!," tegas Panji Gumilang, Pemimpin Ponpes Al Zaytun.
Panji Gumilang berbicara soal ilmu fikih tentang membunuh ular saat salat. Menurutnya lebih baik jangan dibunuh karena akan merepotkan orang yang sedang salat.
"Itu, ular tidak dibunuh, bagaimana salat membunuh ular gitu kan repot. Nanti ciprat-ciprat lagi repot. Kalau ada seperti itu, singkirkan seperti itu," papar Panji Gumilang.
Alangkah lebih baik ular tersebut ditipkan kepada kawan, dan jangan membawa kebiasaan kawan terhadap ilmu fikih beragama.
"Lha ini kawan sampai teriak dahsyat, baru ada yang ngangkat itu. Mestinya kalau sudah tahu, sang kawan ini ada membawa kebiasaan, mestinya ente, sudahlah jangan membawa kebiasaan sang kawan," terang Panji Gumilang.
"Itu antisipasinya. Kalau ditengah ada apa-apa, nanti jadi apa-apa. Karena ini sedang belajar fikih semua ini. Ya dengarkan fikihnya syekh. Yang begitu-begitu jangan khawatir, angkat, terus salatnya bagaimana. Jangan khawatir, balik lagi Allahuakbar, enteng," terang Panji Gumilang sambil memperagakan gerakan salat.
Load more