Jakarta, tvOnenews.com-Tiba tiba kedua tangannya menunjuk pada sebuah foto Paus Yohanes Paulus II. Sambil terus menyanyikan lagu 'War' milik Bob Marley tanpa instrumen apapun, kepala plontosnya yang tampak kecil tertutup sepenuhnya oleh foto pemimpin tertinggi umat Katolik ini.
"Shreek"...kedua tangan Sinead O'Connor merobek fotonya itu menjadi potongan potongan kertas kecil sambil berkata "Lawan musuh yang nyata". Ia lalu melempar sobekan foto itu begitu saja ke depannya.
Penonton terdiam. Tak ada tempik sorak usai pertunjukan. O'Connor pun hanya menatap tajam ke depan tanpa berkata-kata saat selesai bernyanyi.
Setelah tampil, Sinead menyebut tetrikalnya saat bernyanyi di Saturday Night Live sebagai protes kabar pelecehan seksual terhadap anak-anak di gereja Katolik.
Wakil Presiden acara SNL, Rick Ludwig, tak menyangka Sinead melakukan aksi yang belum pernah terjadi di panggung musik pop. Rick menyebut semula hanya tahu bahwa O'Connor akan mengangkat foto anak-anak yang tengah mengungsi karena bencana alam.
Kini penyanyi yang kerap mengguncang kemapanan industri musik dikabarkan meninggal dunia di usia 56 tahun.
Di akhir karirnya, kekelaman nasib memang menyelimuti Sinead. Genap setahun Sinead ditinggal putranya, Shane O'Connor ditemukan meninggal dalam usia 17 tahun pada 7 Januari 2022 setelah dilaporkan kabur dari kamar perawatan kesehatan mental.
Seperti halnya putranya, Sinead O'Connor juga mengalami masalah kesehatan mental. Ia didiagnosis mengalami gangguan bipolar, gangguan stres pascatrauma kompleks dan gangguan kepribadian ambang.
Kabar kematiannya diungkapkan keluarganya kepada stasiun televisi dan radio Irlandia, RTE. "Dengan sangat sedih kami mengumumkan meninggalnya Sinéad yang kami cintai. Keluarga dan teman-temannya sangat terpukul dan meminta privasi pada saat yang sangat sulit ini."
Sinead O'Connor terlahir dengan nama Sinéad Marie Bernadette O'Connor di Dublin, Irlandia pada 8 Desember 1966. Saat ia berusia 13 tahun, ayahnya meninggalkan ibunya. Sinead O'Connor kemudian tinggal bersama ayahnya yang menikah dan tinggal di Virginia, Amerika Serikat selama tiga tahun.
Pada usia 15 tahun, O'Connor tertangkap mengutil dan membolos. Hal ini membuatnya ditempatkan selama 18 bulan di rumah sakit jiwa Magdalena yang disebut Pusat Pelatihan Grianán, dan dijalankan Ordo Our Lady of Charity.
Di tempat itu, O'Connor mulai belajar bermusik meski diakuinya dalam beberapa hal sangat terganggu dengan aturan panti.
Ia memulai debut album berjudul The Lion and the Cobra yang dirilis pada 1987. O'Connor baru mencetak hit global tiga tahun kemudian setelah merilis album keduanya, I Do Not Want What I Haven't Got yang mencapai rekor penjualan 7 juta copy di seluruh dunia.
Sinead cetak hit global berkat salah satu lagunya yang berjudul 'Nothing Compares 2 U' yang diciptakan musisi, Prince. Berkat lagu ini, ia dinobatkan nomor satu single di seluruh dunia pada Billboard Music Awards, pada 1990.
Suaranya yang unik dengan cengkok seksi membuatnya meraih empat nominasi Grammy Awards saat itu. Sayangnya, ia memilih tidak datang.
Aksi merobek foto Paus Paulus Yohanes II itu disebut banyak orang meredupkan kariernya. Penggemarnya kecewa dengan aksi yang dianggap melukai umat Katolik. Tapi O'Connor membantah aksi itulah yang meredupkan kariernya.
Sinead O'Connor mengaku tak menyesal dengan aksinya. Ia mengungkapkannya dalam buku Rememberings yang ditulis dan dirilis pada 2021. "Banyak orang mengatakan atau berpikir bahwa merobek foto Paus menggagalkan karier saya. Bukan itu yang saya rasakan tentang hal itu," tulisnya.
Sinead O'Connor mengumumkan masuk Islam pada Oktober 2018. Ia mengganti namanya menjadi Shuhada Davitt Shadaqat. Ia beralasan menjadi mualaf merupakan kesimpulan alami dari perjalanan teolog cerdas di manapun. Ia dituntun oleh ulama Sunni, Syekh Umar Al-Qadri saat mengucapkan syahadat. (bwo)
Load more