"Didalam pikiran kita harus tahu mana zona merah, zona hijau dan zona kuning. Apabila di lahan pertanian cukup maka kita harus booster (perkuat) agar produksi dilakukan setiap waktu," katanya.
Sebagai gambaran, proses panen ini didukung dengan pelatihan biosaka dan dorongan penggunaan pupuk organik. Biosaka atau intensifikasi kearifan lokal bagus untuk membantu menyuburkan tanaman. Adapun luas hamparan yang dipanen mencapai 15 ha dan luasan tanam 5 ha. Sementara varietas yang digunakan adalah inpari 43 dengan produktivitas 6 ,2 ton/ha.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan terimakasih atas perhatian dan dukungan jajaran kementan dalam meningkatkan produksi pangan di wilayahnya. Kata dia, saat ini Semarang memiliki lahan lestari seluas 2000 hektar dan lahan produktif seluas 30.000 hektare.
"Dan kami sangat bangga pada para petani kami masih punya kelompok tani sebanyak 115 dan kelompok peternak di 110 jadi masih ada sapi, kerbau dan ada juga kambing. Kami juga menyampaikan kalau biosaka mempunya manfaat yang sangat luar biasa terhadap produksi. Saat ini harga gabah di petani mencapai Rp 5000/kg dan luas tanam di Kota Semarang mencapai 3.749 ha," katanya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa panen padi organik ini mampu menunjukkan hasil yang maksimal, dimana rata-rata produktivitas di Kecamatan Mijen ini mencapai tiga kali dalam setahun alias sudah menerapkan pola tanam IP300.
Jamin, 64 tahun, salah satu petani dari Poktan Ayam Tenang mengatakan bahwa selama ini penggunaan pupuk organik yang dipadukan dengan penyemprotan biosaka mampu menjaga tanaman padi jauh lebih sehat dan subur. Selain itu, pupuk organik juga bisa menekan penggunaan pupuk kimia yang kini mulai langka.
Dia berharap, pemerintah terus melakukan pendampingan dan memberi bantuan agar produksi di wilayahnya mampu memenuhi kebutuhan lokal maupun nasional.
Load more