tvOnenews.com - Polemik yang tengah menerpa Ponpes Al Zaytun dan juga pemimpinnya yakni Panji Gumilang saat ini semakin memanas setelah pihak Mabes Polri melakukan pemeriksaan kepada Dedengkot Al Zaytun itu.
Meski saat ini Panji Gumilang masih diperiksa oleh pihak kepolisian, Ketua Majelis Keluarga Indonesia, Babe Haikal Hassan mengatakan kalau saat ini negara sudah kalah dari Panji Gumilang.
Ditemui tim Fakta tvOne di Yayasan Haikal Hassan, Babe Haikal Hassan mengatakan kalau saat ini Negara sudah kalah dari Panji Gumilang dan Al Zaytun.
Hal itu karena menurut Babe Haikal Hassan saat ini sudah terlalu banyak orang yang terlibat dan pasang badan untuk Panji Gumilang dan Al Zaytun.
"Kita bisa menyatakan negara sudah kalah dengan Panji Gumilang, saya lihat arahnya ini karena terlalu banyak orang-orang yang terlibat. Yang pasang badan, yang terlibat dari sisi keuangan dari sisi apapun sehingga sangat sulit. Cakupan itu banyak gitu loh apa guritanya tuh banyak kemana-mana sehingga akan menimbulkan kehebohan nasional" kata Babe Haikal Hassan saat diwawancarai.
Babe Haikal Hassan juga mengatakan kalau Al Zaytun sendiri awalnya memang dijadikan sebagai sebuah tempat berkumpulnya mantan-mantan NII oleh intelijen Indonesia
"Awal mula tempat berkumpulnya mantan-mantan NII, itu awal mula supaya berkumpul di situ supaya gampang nangkapnya kita tahulah itu pola intelijen," sambungnya.
Namun Babe Haikal Hassan juga menyayangkan mengapa hal tersebut malah justru berkepanjangan dan Panji Gumilang juga Al Zaytun bisa sangat cepat bermetamorfosa.
"Tetapi ini kok jadi kelanjutan, kenapa? karena ternyata dia cepat bermetamorfosa kalau saya lihat sih begitu bermetamorfosa ini ulahnya Panji Gumilang sendiri," lanjut Babe Haikal Hassan.
"Segera dia beralih, sekarang dia tidak lagi menonjolkan itunya dan ini nggak bisa ditumpas, ya saya ngomong sekarang negara kalah sama Panji Gumilang," terangnya.
Karena saat ini meurutnya sampai dengan saat ini negara terlalu lama dalam mengambil tindakan baik pada Panji Gumilang maupun Al Zaytun.
"Sampai saat ini tidak diambil tindakan, karena prosesnya juga terlalu lama kita terlalu lama dari jalur keuangan misalnya PPATK gampang tinggal telusuri katanya ada 300 sekian rekening yang ditutup cuman 100 sekian," ungkapnya.
"Nah itu juga tanda tanya kenapa nggak semuanya? Apa menyangkut nama-nama besar jadi saya ngelihatnya ini bukan urusan politik semata, ini juga bukan urusan sebuah paham dalam Islam," tutupnya. (akg)
Load more