Jakarta, tvOnenews.com - Melalui acara Karni Ilyas Club, Anies Baswedan bocorkan aset terbesar Indonesia. Hal itu dia ungkapkan saat ia ditanya Karni Ilyas bila dia jadi presiden di tahun 2024 mendatang.
Anies Baswedan katakan, bahwa aset terbesar bangsa Indonesia bukan mineral, gas, minyak hutan dan laut. Tetapi, ia katakan aset terbesar bangsa Indonesia ini adalah manusia.
"Aset terbesar Indonesia ini bukan mineral, gas, minyak hutan dan laut. Tetapi manusia, manusia Indonesia adalah kekayaan terbesar kita. Nah, ini harus menjadi manfaat yang besar bagi kita semua. Jadi kualitas manusianya," ujar Anies Baswedan seperti yang dikutip dari Karni Ilyas Club, Selasa (1/8/2023).
"Jadi, ada istilah kualitas manusia bukan kualitas sumber daya manusia. Jika kita menyebutkan sumber manusia, kita itu menempatkan manusia sebagai sumber daya saja dalam kegiatan ekonomi, yang seakan-akan manusia faktor produksi," sambungnya menjelaskan.
Padahal, dia katakan, manusia ini bukan faktro produksi. Di dunia pendidikan, manusia ini bukan semata-mata untuk persiapan kerja. Akan tetapi, pendidikan untuk menumbuhkan potensinya, sehingga dia bisa meraih yang dicita-citakan.
"Dan paling penting menjadi manusia yang bermanfaat, dan manusia yang bahagia. Begitu kira-kiranya," kata Anies Baswedan.
Oleh sebab itu, Anies Baswedan akui dirinya melihat pendidikan itu bagian dari peningkatan kualitas manusia.
"Nomor satu apa, perencanaan nomor satu untuk menusia itu sehat, dari mulai kandungan. Ketika ubu hamil, memastikan soal gizi yang cukup bagi anak-anak, ketika mereka dalam kandungan. Ini menjadi perhatian sangat serius," pungkasnya.
"Dan kepala-kepala daerah harus selalu dievaluasi terkait kondisi Ibu Hamil. Pemerintah pusat bukan mengevaluasi tentang serapan anggaran, tetapi pemerintah pusat haru mengevaluasi kondisi kesejahteraan dari ibu hamil sampai ketika melahirkan," sambungnya menuturkan.
Kemudian yang kedua, ia katakan, adalah memastikan jaminan bagi mereka untuk mendapatkan nutrisi yang sangat baik. Sebab, bekal itu sangat diperlukan sekali.
"Baru kita nanti bicara tentang pendidikannya. Apa artinya kita bicara pendidikan kalau awalnya tidak baik," pungkasnya.
Sambungnya menjelaskan, bahwa dirinya pernah menjabat sebagai kepala daerah, sering bersentuhan dengan kewenangan dalam dunia kesehatan, pendidikan itu, tentunya berada di daerah.
Sementara menurutnya, di pemerintahan pusat, itu hanya memberikan garis-garis kebijakan. Maka dari itu begitu penting sekali menjadi pusat perhatian.
"Lalu, soal pendidikannya, berarti berbicara unsur, yakni unsur sekolah, dan ada unsur sekolah. Jadi bagaimana orang tua mendidik anak lebih baik. Jadi ada peran orang tua di situ, karena orang tua adalah pendidik utama bagi anak, tetapi orang tua pendidik yang tak tersiapkan. Maka dari itu, perlu juga bekal bagi orang tua," pungkasnya.
Sementara yang kedua, yakni yang sekolah. Dia katakan, jika bicara sekolah, harus dipastikan soal jumlah bangku yang sesuai jumlah anak.
Bicara jumlah bangku, tak terlepas dengan PPDB yang ramai saat ini diperbincangkan. Jadi, dia katakan, akar masalah PPDB itu adalah ketidak tersediannya jumlah bangku yang disediakan.
"Karena tidak sesuai dengan jumlah kebutuhannya. Jadi bangku SD kelas 1 harus sama dengan jumlah SMP kelas 1 dan juga harus sama jumlahnya dengan SMA dan SMK kelas 1. Sehingga setiap anak masuk SD dia punya bangku sampai duduk kelas 12," beber Anies Baswedan.
Meskipun saat ini, dia katakan wajib belajar masih sembilang tahun. Namun, menurut dia pemerintah harus menyiapkan sampai ke sana.
"Jadi apa yang perlu dilakukan, penambahan SMP, SMA SMK di banyak tempat. Bisa polanya satu atap, pagi dipakai SD, sore dipakai SMP, jika mau lebih cepat. Atau bisa membangun SMP Impres dan SMA Impres. Sehingga ada percepatan pembangunan SMP dan SMA," katanya.
Selanjutnya, dia jelaskan tentang belajar dan mengajarnya. Di mana kurikulum saat ini sudah ada dan dijalankan dan jangan selalu ganti-ganti kurikulum, tetapi fokus kepada peningkatan kualitas guru.
"Karena guru itulah kuncinya, jika tanya sama anak-anak, dia suka gurunya atau mata pelajarannya, pasti karena gurunya. Jarang kita suka karena bukunya, jadi gurulah yang menyukai sebuah mata pelajaran," pungkasnya.
Jadi menurutnya, kualitas guru sangat penting sekali, agar bisa mengajar dengan baik, dan guru bisa menyenangkan seolah seperti teman dan bisa menginspirasi.
"Dan ini harus jadi program serius, peningkatan kualitas guru kita. Bila kita kerjakan ini dengan serius maka dampaknya akan luar biasa," katanya. (aag)
Load more