"kita akan mengajak mereka untuk lebih mengeksplore feeling yang mereka punya, jika mereka suka terhadap sesama jenis silakan di ekplore lagi aja kita tidak akan menghakimi," ungkap Deniel Mananta menirukan penjelasan pihak sekolah saat dirinya menanyakan alasan menyediakan toilet 'Gender netral'
Hal lain yang menjadi kekhawatiran Daniel adalah soal penjelasan pihak sekolah jika ada anak yang memiliki perasaan lain terhadap identitasnya, maka pihak sekolah tak memberitahukan kepada orang tua.
"Apapun yang anak bicarakan dengan counselor di sekolah itu adalah hak bagi anak, kita tidak akan membicarakan kepada orang tua," ungkap Daniel menirukan penjelasan pihak sekolah.
Saat menemukan hal yang tak lazim tersebut, Daniel menganggap sekolah tersebut sudah sangat terbuka apalagi predikat sekolah internatioal yang disandangnya dengan woke agenda dan soal gender ini tengah gencar di promosikan di barat.
Usai melihat fakta jika di sekolah International terdapat toilet yang menyediakan "gender netral" Daniel Mananta mengingatkan kepada orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah international untuk terus memantau perkembangan anaknya.
"Orang tua harus lebih dekat dengan anak-anak, ajak mereka ngobrol, jangan cuma di lepas sehingga sekolah yang urusan kegiatan mereka, sehingga kita tidak pernah tahu ada agenda terselubuh dari sekolah yang malah merusak moralitas anak kita." Ungkap Daniel Mananta.
Diketahui, kedatangan Daniel Mananta ke sekolah tersebut, untuk mencari sekolah bagi anaknya yang sudah masuk usia sekolah.
Load more