Menurut dia, penanganan stunting memang harus dilakukan secara holistik. Bukan hanya anak stunting yang diintervensi, namun anak-anak yang berpotensi mengalami stunting juga perlu mendapatkan perhatian.
Jika program Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS) yang digencarkan Pemkab Banyuwangi fokus mengintervensi gizi anak yang telah terindikasi stunting. Maka program OASE-KIM ini lebih pada pencegahannya. Yakni melakukan perbaikan gizi kepada balita yang mengalami malnutrisi akut untuk mencegah terjadinya stunting (gagal tumbuh).
“Inshaallah dengan penanganan semcam ini prevalensi stunting di Banyuwangi dapat ditekan. Terima kasih kepada Ibu Iriana Jokowi yang telah mendukung penanganan stunting di Banyuwangi,” kata Ipuk.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat menjelaskan program pemberian makanan tambahan bagi balita wasting dan underweight tersebut dilaksanakan di 4 kecamatan. Yakni Giri, Banyuwangi, Kabat, dan Cluring. “Total ada 350 balita yang telah terdata by name by address. Rinciannya, 94 anak underweight dan 256 wasting,” tutur Amir.
Amir menyebut, interval pendampingan yang diberikan bervariasi sesuai dengan kondisi sasaran. Untuk anak wasting didampingi selama 56 hari. Sementara anak underweight 14 hari sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan.
“Pelaporan program dilakukan setiap hari dengan cara meng-input jenis intervensi ke dalam aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting. Termasuk pula perkembangan kondisi balita harian, jadi bisa kita pantau harian,” jelas Amir.
Ipuk juga menyambangi balita 58 bulan yang terdeteksi wasting di Kelurahan Kertosari, Banywuangi. Dalam kesempatan itu, Ipuk juga menyerahkan paket makanan tambahan kepada para balita.
Load more