Jakarta, tvOnenews.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen dikabarkan melarang Sayap Partai Gerindra, Pedagang Pejuang Indonesia Raya (Papera) berkunjung ke Pasar Kota Sragen Sukowati, Jawa Tengah.
Puluhan anggota Papera itu dicegat Ketua Bawaslu Kabupaten Sragen, Dwi Budhi Prasetya.
Ia mengingatkan kepada Papera agar tidak membawa atribut partai dan bergambar wajah Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
"Pada Kamis 24 Agustus 2023 pagi, kami berkunjung ke Pasar Sukowati Sragen, tapi kehadiran kami dilarang pihak Bawaslu menyapa teman-teman kita yang sesama pedagang. Kami tidak melakukan kampanye, karena kalau kampanye itu membawa alat peraga dan melakukan mobilisasi orang," Kata Ketum Papera, Don Muzakir dalam keterangannya, Jumat (25/8/2023).
Dalam kesaksian Don, pihak Bawaslu memperbolehkan pihak manapun ke pasar, asalkan tidak membawa atribut partai dan menunjukan bakal calon presiden.
Setelah mendapat penjelasan Bawaslu Sragen, Don Muzakir dan rombongannya meninggalkan pasar karena menghormati pandangan tersebut.
Namum, Don menyayangkan larangan tersebut lakukan sebelum masa kampanye, karena belum ada penetapan calon presiden (Capres) dari KPU.
"Atas insiden tersebut, kami sangat menghormati peringatan Bawaslu dan menekankan pentingnya berpolitik dengan cara yang santun dan memelihara kesatuan. Meskipun saat ini belum memasuki masa kampanye dan belum ada penetapan calon presiden oleh KPU," jelasnya.
Menurut Don, meski Bawaslu Sragen melakukan kekeliruan, pihaknya telah berkoordinasi dan memaafkan hal tersebut.
Dia menyatakan Partai Gerindra telah menyampaikan surat pemberitahuan kepada Bawaslu terkait kegiatan tersebut.
"Kami telah memaafkan, dan Bawaslu Sragen juga telah meminta maaf. Kami sangat menghormati Bawaslu, meskipun terjadi kekeliruan oleh Bawaslu Sragen. Kami percaya bahwa dalam proses politik, kita harus tetap menjunjung tinggi etika dan norma-norma demokrasi," tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris DPP Partai Gerindra Jateng, Sriyanto Saputro telah berkoordinasi dengan pihak Bawaslu Jateng terkait peristiwa tersebut.
Menurut dia, Bawaslu Jateng justru terkejut dengan larangan Bawaslu Sragen, pasalnya hari ini belum ada penetapan capres.
Sriyanto mengatakan, sosialisasi dan menyapa pedagang itu penting untuk menyerap aspirasi dan melihat kondisi pasar sehingga bermanfaat bagi pedagang.
"Tadi ada miskomunikasi, saya langsung koordinasi dengan Ketua Bawaslu Jateng. Jangan sampai aturan main antar kabupaten berbeda-beda. Kalau menafsirkan sendiri kan repot. Tapi, kami tidak boleh menjelek-jelekan. Miskomunikasi ya wajar. Ya, ke depan tidak terjadi lagi, kasihan elemen lain yang hendak masuk pasar," kata Sriyanto.(lpk)
Load more