Jakarta, tvOnenews.com - Oknum Paspampres menculik hingga habisi nyawa pemuda asal Aceh bernama Imam Masykur di Tangerang Selatan, Banten.
Sebelum dianiaya hingga tewas Imam Masykur diketahui diculik oleh oknum Paspampres di toko kosmetik tempatnya bekerja di Tangsel.
Fauziah, ibu korban mengatakan pihak keluarga tidak mengetahui kronologi lengkap kejadian anaknya diculik oleh oknum Paspampres bernama Praka Riswandi Manik bersama dua rekannya sesama anggota TNI.
"Cuma dia nelepon kemari sama adik dia, sama ibu minta tebusan Rp50 juta. Masalah yang lain kami tidak tahu pokoknya dia enggak ada masalah di Jakarta, biasa-biasa saja normalah dia hidup enggak ada bermasalah sama orang," tuturnya saat dihubungi tvOne, Senin (28/8/2023).
Imam Masykur korban penculikan dan pembunuhan oknum Paspampres. (Ist)
Imam Masykur terakhir menghubungi keluarga pada hari kejadian saat korban meminta tebusan sebesar Rp50 juta.
"'Mak kirim uang cepat-cepat, ini saya dipukul keras, enggak tahan lagi saya mau mati' dia bilang. Saya bilang enggak ada uang," katanya.
"Dia ngomong (nelpon) sambil menangis lagi dipukul keras sampai kedenger di HP," katanya.
Saat itu Fauziah berusaha menelepon sang anak untuk menanyakan kondisi anaknya. Namun saat itu yang menjawab pelaku oknum Paspampres.
"Dia bilang gini, 'Cepat-cepat kirim duit kalau ibu sayang anak', 'Saya bilang saya kirim duit tapi anak saya jangan dipukul lagi, saya usahakan cari duit. Cuma ini malam tidak ada duit kami orang miskin, jangankan Rp50 juta seribu pun enggak ada'. Habis itu dia bilang lagi 'Kalau enggak dikirim duit ini malam, anak ibu saya bunuh, saya buang ke sungai'" tuturnya.
Saat itu pihak keluarga tidak mengetahui siapa yang menculik Imam Masykur, apakah orang yang dikenalnya atau bukan.
"Tidak, kami tidak tahu," ujarnya.
Praka Riswandi Manik oknum Paspampres yang menculik dan membunuh pemuda asal Aceh bernama Imam Masykur. (Ist)
Pihak keluarga menyebut jika kejadian penculikan ini juga pernah terjadi sebelumnya. Pada penculikan yang pertama penculik meminta tebusan sebesar Rp13 juta dan pada penculikan kedua penculik meminta tebusan Rp50 juta.
Saat itu tebusan sebesar Rp13 juta dibayar oleh teman-temannya. Sementara untuk penculikan kedua pihak keluarga mengaku sudah mengumpulkan uang untuk tebusan, namun belum juga dihubungi penculik saat itu.
"Sama kami juga lagi usahakan uang untuk nebus (penculikan kedua). Tapi habis itu enggak ditelepon-telepon lagi, kami tunggu telepon dari orang itu tapi enggak ditelepon. Putus hubungan terus," tuturnya.
Setelah itu tidak ada komunikasi lagi antara keluarga baik dengan korban maupun dengan pelaku.
Keluarga mengetahui korban Imam Masykur meninggal pada tanggal 23 Agustus 2023 di Jakarta, sekitar seminggu setelah kejadian penculikan.
Sang ibu menyebut jika sang anak sudah sejak lama hidup merantau di Jakarta. Berusaha menjual kosmetik bersama dengan rekan-rekannya di Jakarta.
"Kami mohon kepada bapak Jokowi biar dia (pelaku) dihukum seadil-adilnya, dihukum yang seberat-berat mungkin, yang setimpal dengan yang dia perbuat kepada anak saya," tutup sang ibu.(muu)
Load more