"Iya waktu itu dibayar sekitar Rp15 juta. Sama kalau saya lihat motifnya sama. Orang itu dihajar dalam mobil baru minta tebusan," katanya.
Menurut dia, ada kemiripan dengan penculikan pertama yang mana menyasar Imam Masykur selaku penjual kosmetik atau obat di daerah tersebut dengan meminta tebusan. Bedanya, penculikan kedua ini sampai mengakibatkan meninggal dunia.
"Memang (serasa) perampok ini sudah ngincer kosmetik semua. Padahal kan ada toko lain. Orang itu targetnya toko kosmetik," ungkapnya.
Adapun, kata dia, modus penculikan yang kedua dilakukan dengan menangkap lalu memasukan ke mobil. Di sana korban seperti halnya Imam Masykur akan disiksa agar keluarga segera memberikan uang tebusan.
"Ngaku dia polisi. Malah dia pakai atribut polisi waktu penangkapan itu. Itu kata saksi yang di situ. Badannya tegap pakai rompi yang ada tulisannya polisi. Kan polisi jadi pasti mundur biar enggak ikut campur tapi langsung sekap," jelasnya.
Sementara itu, untuk penculikan yang pertama, para penculik langsung datang ke toko yang dijaga Imam Masykur. Di sana tanpa mengaku sebagai polisi pelaku langsung membawa Imam Masykur secara paksa dan meminta tebusan.
"Enggak ngaku polisi cuma minta tebusan doang. Yang pertama yang turun satu orang langsung masuk ke toko jadi yang jaga toko ini dorong," katanya.
"(Penculikan pertama dan kedua) Sama kalau motifnya saya lihat juga sama. Karena orang itu dipukul dulu kemudian dihajar dalam mobil. Nah, baru minta tebusan," ucap Said. (rpi/nsi/ind)
Load more