Jakarta, tvonenews.com - Komandan Pomdam Jaya, Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar mengungkap bahwa anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Praka Riswandi Malik bersama dengan dua prajurit TNI lain yang menculik dan menganiaya pemuda Aceh bernama Imam Masykur (25) ternyata teman satu angkatan.
"Ini satu angkatan," kata Danpomdam Jaya, Irsyad, Selasa (29/8/2023).
Irsyad menjelaskan, ketiganya juga sama-sama berasal dari Aceh sama seperti korban penculikan mereka.
Namun, pelaku mengklaim tak kenal secara pribadi. Para pelaku hanya mengetahui korban dari komunitas yang merupakan pedagang kosmetik dan obat-obatan.
"Mereka juga latar belakangnya juga adalah orang-orang dari Aceh yang sama-sama berdinas dan berada di Jakarta," ungkap Danpomdam.
"Sehingga, mereka melakukan itu secara bersamaan terencana untuk penculikan dan pemerasannya itu memang dari kelompok orang yang sama," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Danpomdam jaya mengungkap identitas 2 anggota Prajurit TNI yang membantu anggota pasukan pengamanan presiden, Praka RM menculik dan menganiaya Imam Masykur (25).
"(dua identitas tersangka?) Praka HS, Praka J," ucap Danpomdam Jaya, Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar, Senin (28/9/2023).
Yang pertana adalah Praka HS, anggota TNI AD dari satuan Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dirtopad). Kemudian, ada Praka J dari Kodam Iskandar Muda, Aceh yang sedang berada di Ibu Kota.
"Direktorat Topografi, satu lagi dari anggota kodam IM yang sedang di Jakarta," ujar dia.
Ketiganya berpura-pura sebagai polisi. Mereka menculik Imam yang sedang berjualan obat-obatan dan kosmetik.
"Ya dia sudah mengetahui kalo kelompok ini penjual obat-obatan itu, dan kalau dia diculik, diperas, dia cenderung tidak lapor dengan kepolisian. Jadi pura-pura jadi polisi bodong, tangkep, terus meminta sejumlah uang buat ditebus. Cuman pelaksanaannya mungkin kelewatan sehingga menyebabkan meninggal itu aja simpel," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, IM (25), seorang warga Bireuen, Aceh meninggal dunia diduga pasca diculik dan disiksa oleh anggota Pasukan Pengamanan Presiden berinisial Praka RM.
Hal ini viral di media sosial. Semisal akun Instagram @rakan_aceh. Akun itu menyebut korban sempat menelepon keluarga dan minta dikirim uang Rp50 juta. Apabila uang telat dikirim, maka korban bakal dibunuh.
Berdasar keterangan, surat penyerahan jenazah diterbitkan oleh Polisi Militer Kodam Jaya/Jayakarta. Praka RM berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.
"Dia melakukan aksi penculikan dan penganiayaan bersama dua temannya," demikian seperti dikutip dari akun tersebut, Minggu 27 Agustus 2023.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Komandan Paspampres, Mayor Jenderal TNI Rafael Granada Baay mengatakan kasus itu kini sedang ditangani oleh Pomdam Jaya.
"Saat ini pihak berwenang yaitu Pomdam Jaya sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan adanya keterlibatan anggota Paspampres dalam tindak pidana penganiayaan," ujar Rafael. (rpi/ebs)
Load more