Jakarta, tvOnenews.com - Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) kembali menggelar sidang lanjutan terhadap dua terdakwa kasus penggelapan modus spare part yang rugikan korbannya hingga Rp500 juta.
Sidang lanjutan kasus penggelapan dengan modus kerja sama spare part dengan beragendakan pembacaan eksepsi yang dibacakan oleh kuasa hukum terdakwa di depan kedua terdakwa.
Dalam pembacaan esepsi kuasa hukum terdakwa meminta kepada Jaksa Penuntut Umum agar menggugurkan status terdakwa karena dianggap banyak kerancuan dalam proses kerja sama antara terdakwa dengan korban.
Dua terdakwa yakni HBJ dan AON kasus penggelapan modus spare part yang merugikan korbannya hingga Rp500 juta menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) pada Senin (28/8/2023).
Sidang perdana tersebut beragendakan pembacaan dakwaan terhadap kedua terdakwa terkait kasus penggelapan modus spare part kendaraannya itu.
Sebelumnya, Tan Kok Eng selaku korban penipuan dan penggelapan modus bisnis spare part mobil kini dapat bernapas lega.
Pasalnya, Polres Metro Jakarta Pusat telah menetapkan dan menahan 2 tersangka yang telah merugikan korban pada aksi penipuan tersebut dengan nominal Rp500 juta.
"Sekarang saya merasa lega karena Polres Jakarta Pusat telah menahan kedua tersangka karena selama ini saya merasa mendapatkan tekanan luar biasa dari para tersangka," ujar Tan Kok Eng kepada awak media, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
"Terimakasih kepada Kepolisian, terutama untuk Kasat Reskrim AKBP Hady Siagian yang sudah mengayomi masyarakat dengan penanganan perkara yang semakin baik," tambahnya.
Tan Kok Eng menuturkan kasus yang dialaminya itu berawal dari kedua tersangka yakni HBJ dan AON pada awal tahun 2020 itu mengajak bisnis spare part mobil dan meminta modal kepada dirinya senilai Rp500 juta.
Korban kala itu menyanggupinya hingga setelah beberapa tahun uang yabg diberikan korban tidak dikembalikan oleh kedua tersangka.
"Awalnya saya diajak bisnis dan diminta untuk mengeluarkan modal usaha sebesar 500 juta. Sampai akhirnya sudah berjalan berapa tahun saya minta kembalikan, tapi mereka tidak mengembalikan. Saya juga tidak pernah dapat transparansi dan keuntungan. Hingga kerugiannya itu mencapai 500 juta lebih," katanya.
Akibat merasa ditipu, korban lalu melaporkan HBJ dan AON ke Polres Metro Jakarta Pusat yang tercatat bernomor LP/B/130/1/2022/SPKT/Polres Metro Jakarta Pusat tentang pasal 378 KUHP dan Pasal 372 KUHP.
Berdasarkan penelusuran, selanjutnya perkara ini akan segera disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena telah dinyatakan lengkap oleh Jaksa Penuntut Umum. (raa/muu)
Load more