Jakarta, tvOnenews.com - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya tengah mendalami kasus temuan jasad ibu dan anak yang telah dalam kondisi tulang belulang di kawasan Cinere, Depok.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan kasus tersebut serupa dengan temuan satu keluarga yang tewas mendadak di kediamannya kawasan Kalideres, Jakarta Barat.
"Ini sangat mirip dengan kejadian yang di Kalideres," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (8/9/2023).
Hengki menuturkan miripnya kasus tekan jasad ibu dan kanan dengan satu keluarga tewas di Kalideres membuat pihaknya mengambil pola yang sama dalam penyelidikannya.
Menurutnya saat ini pihaknya telah menerjunkan tim gabungan guna melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap jasad ibu dan anak yang telah diterjunkan dalam kondisi tulang belulang.
"Oleh karenanya polanya kita sama, ditemukan jenazah sudah rusak. Oleh karenanya langkah-langkah yang kita temukan kemarin, melakukan olah TKP dan kita juga sterilitas nya dari awal sehingga tim labfor bisa menganalisis apakah ada jejak-jejak orang di luar dua jenazah itu sebelum kejadian," ungkapnya.
Diketahui, satu keluarga yang ditemukan tewas di kediamannya kawasan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat kerap dikaitkan dengan sejumlah aliran sesat.
Kaitan sejumlah aliran sesat dengan kematian satu keluarga itu pun tak turut serta dibantah pihak kepolisian.
"Enggak dibantah tapi belum final. Belum kesimpulan. Makanya kita melaksanakan pemeriksaan dengan berbagai ahli, tadi kami sampaikan patologi anatomi forensik medikal, kemudian toksikologi kemudian ahli-ahli yang lain untuk sekali lagi mencari sebab, dan motif," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi di lokasi, Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Hengki menuturkan saat ini pihaknya masih terus menyatukan sejumlah bukti terkait kasus kematian dari satu keluarga tersebut.
Tak menutup kemungkinan adanya bukti terkait temuan buku sejumlah aliran agama dari kediaman satu keluarga yang tewas tersebut.
"Jadi begini ya dalam melaksanakan penyelidikan suatu kasus kami dari penyidik tidak boleh memiliki mindset, misalnya sekte. Jadi bakal membuktikan bahwa ini adalah sekte itu tidak boleh," ungkapnya.
Adapun keempat jasad yang merupakan satu keluarga itu beridentitas Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri bernama Margaretha Gunawan (58), kemudian anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir yakni Budyanto Gunawan, yakni ipar dari Rudiyanto. (raa)
Load more