tvOnenews.com - Yan Firmanda Sugiarto, ASN asal Malang yang akrab disapa Pak Yan sadar betul bahwa emisi karbon di Indonesia semakin lama semakin tinggi.
Tidak hanya itu, rumah tempat ia tinggal juga sering mati lampu. Hal ini kemudian membuat istri dan anak-anaknya Phobia mati lampu (kegelapan). Masalah tersebutlah yang mendasari Pak Yan ingin beralih ke tenaga surya.
“Kami merenovasi rumah ini karena mau ada usaha pembuatan cutting plat. Nah, cutting plat itu listriknya minimal 2.000 watt. Sedangkan sebelum itu, listrik kami sudah tinggi tagihannya. Oleh karena itu, kami berpikir gimana caranya mengurangi tagihan listrik, terus usaha yang akan kami bangun juga tetap beroperasi.”
Tagihan listrik rumah Pak Yan per bulannya minimal Rp1,3 juta, bahkan pernah menyentuh angka Rp2 juta. Biasanya saat mendekati lebaran, istri Pak Yan membuat roti, belum nanti akan ada usaha cutting plat yang pasti membuat tagihan listrik meningkat.
Akan tetapi, keluarga Pak Yan kini sudah tidak khawatir tagihan listrik membengkak dan kegelapan karena di rumah telah terpasang PLTS Hybrid Off-grid dari Atonergi dengan daya 7.700 wp.
“Saya dan istri browsing di internet, ada beberapa vendor yang kami hubungi. Atas tawaran mereka itu apa aja yang akan di install, jenisnya apa, kabelnya kayak gimana, berapa kWh, baterainya pakai merk apa, inverter-nya merk apa, tapi yang cocok ya di Atonergi. Antara harga sama barang yang dipasang itu lebih mendekati ke Atonergi.”
“Waktu kita telepon Mas Fudin (Project Sales Engineer Atonergi), saya minta penjelasan apa sih perbedaan on-grid, off-grid, hybrid, dan lain-lain. Kemudian Mas Fudin menyarankan untuk pakai hybrid off-grid saja, nggak ribet, nggak perlu izin. Dan alhamdulillah memang sesuai sama yang dibilang Mas Fudin, instalasi PLTS Hybrid itu sangat mudah,” lanjutnya.
Load more