Jakarta, tvOnenews.com - Nama Fredy Pratama masih menjadi perbincangan publik, terutama belakangan ini karena ternyata Fredy memiliki bapak mertua sebagai bandar narkoba di Thailand.
Fredy Pratama atau disebut sebagai Pablo Escobar Indonesia ini dikenal sangat licik dan lihai dalam menghindari petugas dan mengoperasikan bisnis narkobanya.
Fredy Pratama telah ditetapkan sebagai tersangka dan menjadi buronan polisi karena menjual sabu ke seluruh penjuru tanah air dan meraup cuan hingga triliunan rupiah.
Gembong narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama jadi DPO. (Antara)
Fredy bahkan mengelola aset senilai Rp10,5 triliun melalui skema pencucian uang agar tak terendus pihak berwajib. Adapun uang 'haram', Fredy membangun beberapa bisnis dari restoran, tempat karaoke, hingga hotel mewah.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Mukti Juharsa dalam keterangannya, Sabtu (16/9/2023) mengungkap bahwa bisnis tersebut turut dibantu oleh sosok bernama Lian Silas.
Usut punya usut, Lian Silas merupakan ayah kandung dari Fredy Pratama. Lian turut membantu Fredy menjalankan dan mengelola aset penjualan narkoba dengan mendirikan bisnis.
"Dia (Fredy) menyalurkan melalui bapaknya, digunakan untuk usaha-usaha tempat karaoke, hotel, restoran dan sebagainya," kata Mukti.
Ayah Freddy tersebut juga membeli beberapa unit tanah melalui uang penjualan narkoba.
"Ada juga tanah-tanah yang dibeli bapaknya sebagai aset daripada pencucian uang yang dilakukan oleh Fredy Pratama terhadap uang uang tersebut, dan bapaknya juga sudah kami proses," lanjut Mukti.
Lian kini tengah diproses secara hukum oleh kepolisian dan menanti statusnya.
Mertua Fredy Pratama disebut sebagai Bandar Narkoba di Thailand
Fredy Pratama 'Pablo Escobar' Indonesia, mantu Bandar Narkoba Thailand. (source: Antara)
Baru-baru ini, pihak kepolisian juga mengungkap fakta mencengangkan. Fredy Pratama, sang "pablo escobar" Indonesia itu, ternyata memiliki mertua seorang bos kartel narkoba di Thailand.
"Istri adalah orang Thailand, dan mertuanya diduga adalah kartel narkotika di daerah Thailand. Inilah mereka diburu polisi-polisi di Indonesia," kata Mukti.
Polisi juga meyakini si Fredy Pratama kini bersembunyi di wilayah Thailand.
Menurutnya saat ini pihaknya masih melakukan kerja sama dengan Interpol dan kepolisian negara terkait untuk mencari dan menangkap gembong narkoba jaringan internasional Fredy Pratama.
"Kita yakin bahwa yang bersangkutan masih ada di wilayah Thailand. Kita melakukan kerjasama dengan Interpol, dengan kepolisian dari Thailand, dari Malaysia dan Imigrasi Thailand-Malaysia untuk mengetahui keberadaan Fredy Pratama," ungkapnya.
Di sisi lain, dalam pengungkapan sindikat peredaran narkotika internasional jaringan Fredy Pratama itu Bareskrim Polri turut berkoordinasi dengan Kepolisian Malaysia, dan Thailand serta stakeholder terkait.
"Yang bersangkutan ini mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya termasuk di Indonesia dan daerah Malaysia Timur kita tentu sudah komunikasi dengan teman-teman dari Royal Thai Police dan Royal Malaysia Police," ungkapnya.
Tercatat, Bareskrim Polri telah menangkap puluhan tersangka terkait jaringan peredaran narkotika yang dikendalikan buronan Fredy Pratama. Para pelaku sindikat peredaran narkoba internasional jaringan Fredy Pratama ditangkap kepolisian dengan sandi operasi Escobar Indonesia.
"Dari kegiatan operasi yang kita gunakan dengan sandi Escobar Indonesia ini ada 39 orang yang ditangkap periode Mei 2023 hingga saat ini," katanya.
RED NOTICE Sejak Juni 2023
Fredy Pratama, si Pablo Escobar Indonesia, pengendali sindikat peredaran narkotika jaringan internasional resmi menjadi buronan Interpol. Langkah itu dilakukan usai pihak Bareskrim Polri mengeluarkan status red notice terhadap gembong narkoba Fredy Pratama itu.
Brigjen Mukti Juharsa mengatakan pihaknya telah mengeluarkan red notice terhadap Fredy Pratama sejak Juni 2023 lalu.
"(Red notice terbit) sejak bulan Juni 2023," kata Mukti saat dikonfirmasi.
Sedangkan di Indonesia, Mukti menuturkan Fredy Pratama telah masuk sebagai daftar pencarian orang (DPO) sejak 2014 silam.
Menurutnya red notice baru dikeluarkan pihaknya usai terungkapnya sindikat peredaran narkotika internasional jaringan Fredy Pratama itu.
"Kan sekarang baru kebongkar sindikatnya semua. Sindikatnya terbongkar dari mulai Mei kemarin terbongkar semua, makanya terbit lah red notice oleh Hubinter udah keluar," ungkap Mukti.
Di sisi lain, pihaknya masih mencari lokasi persembunyian gembong narkoba itu yang didapati terakhir berada di Thailand.
"Gimana pun dia sudah dibuat red notice, dia sudah nggak bisa kemana juga sebenernya kecuali dia pakai pemalsuan identitas. Tapi kita lacak juga dia kemana," katanya. (raa/ito/ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more