Jadi, kata Rocky Gerung, lihatlah keadaan disebut fatalitas, yang mengarah kepada kepasrahan, Namun, kepasrahan itu belum muncul, maka orang akan bangkit untuk marah besar-besaran.
"Uda ada perjanjian psikologi bahwa, sebelum api itu padam, dia akan membakar banyak hal. Demikian juga manusia, jadi bagi mereka taruhan hidup itu jauh lebih penting daripada janji-janji adanya lapangan kereja, menguntungkan Indonesia," kata Rocky Gerung.
"Tapi, mereka nggak tahu diuntungkan itu hanya tiga atau empat orang yang di dalam struktur piramida sosial kita di puncak elite. Di mana itu menguasai seper empat atau separuh pendapatan nasional kan?" pungkasnya.
Lanjut Rocky Gerung jelaskan, bahwa janji pemerintah proyek ini akan menyidiakan lapangan kerja tak akan mampu menggantikan visi tentang kehidupan.
"Mereka (warga Rempang) ditrain dulu untuk tabah di tengah gelombang, dilatih untuk sabar memancing. Itu tak akan diperoleh di rumah susun, dan komunitas itu hilang pada akhirnya. Jadi hilangnya komunitas, hilangnya harga diri," kata Rocky Gerung. (aag)
Load more