Ilham mengatakan bahwa sebagai pilar keempat dalam demokrasi, pers harus menjadi dambaan terakhir bagi masyarakat.
Pers yang independen, kata dia, memiliki semangat yang sama ketika kali pertama PWI didirikan yaitu kala Indonesia sedang menghadapi agresi militer kedua Belanda.
Perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia pada masa itu, Ilham menjelaskan, harus lebih banyak menggunakan gerakan masyarakat sipil melalui semisal saluran intelektualitas.
Persebaran informasi yang mencerdaskan bangsa hingga ke masyarakat di perdesaan yang belum melek huruf dan politik, dia menambahkan, turut mendukung kemerdekaan Republik Indonesia.
"Kondisinya sama seperti saat ini yaitu posisi media di tengah disrupsi dan tahun politik, harus bisa menancapkan identitas bahwa dirinya dapat dipercaya untuk menjadi penuntun bangsa Indonesia. Selain itu, integritas media massa juga harus terjaga dan benar-benar menjadi sandaran bagi masyarakat yang katakanlah masih termarjinalkan," Ilham memaparkan.
Pers juga bisa berkaca pada media sosial, yang dalam hal ini terbukti mampu menggerakkan publik untuk mempopulerkan sebuah permasalahan yang pada akhirnya menjadikan Pemerintah atau lembaga terkait mengusut tuntas hal tersebut.
"Ibaratnya, kalau pers mengkritik mungkin dianggap belum pada tingkatan membahayakan ketimbang misalnya media sosial yang membuat viral beberapa kasus korupsi pejabat-pejabat tertentu yang akhirnya bisa terbongkar. Dan hal ini hasil dari kekuatan warganet yang semestinya harus segera diambil perannya oleh pers," Ilham menjelaskan.
Load more