Jakarta, tvOnenews.com - Pers harus tetap menjunjung tinggi semangat independensi dan integritas di tengah tekanan disrupsi digital yang turut menjadikan media massa arus-utama mendapatkan persaingan berat dari saluran media baru seperti media sosial.
Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Ilham Bintang saat dihubungi Minggu (24/9/2023) malam.
"Kalau independensi sedikit saja goyah, maka pembaca akan meninggalkan media tersebut dan beralih ke media sosial. Kita sendiri menyaksikan bahwa media sosial banyak membawa kebenaran, di samping terdapat kelemahan juga," ungkapnya.
Hal tersebut diungkapkan Ilham terkait harapannya tentang keberhasilan Kongres XXV PWI yang digelar dengan lokasi utama di Kota Bandung, Jawa Barat, 24-26 September 2023.
Selain merumuskan penyempurnaan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi, kongres tersebut akan memilih ketua umum, dewan penasehat, dewan kehormatan, dan pengurus terpilih.
Menyoal independensi dan integritas, wartawan harus bekerja semakin keras untuk dapat meletakkan jejak kaki agar tetap mendapatkan kepercayaan dari publik lewat sikap menjunjung tinggi independensi dan integritas yang terjaga.
Ilham mengatakan bahwa sebagai pilar keempat dalam demokrasi, pers harus menjadi dambaan terakhir bagi masyarakat.
Pers yang independen, kata dia, memiliki semangat yang sama ketika kali pertama PWI didirikan yaitu kala Indonesia sedang menghadapi agresi militer kedua Belanda.
Perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia pada masa itu, Ilham menjelaskan, harus lebih banyak menggunakan gerakan masyarakat sipil melalui semisal saluran intelektualitas.
Persebaran informasi yang mencerdaskan bangsa hingga ke masyarakat di perdesaan yang belum melek huruf dan politik, dia menambahkan, turut mendukung kemerdekaan Republik Indonesia.
"Kondisinya sama seperti saat ini yaitu posisi media di tengah disrupsi dan tahun politik, harus bisa menancapkan identitas bahwa dirinya dapat dipercaya untuk menjadi penuntun bangsa Indonesia. Selain itu, integritas media massa juga harus terjaga dan benar-benar menjadi sandaran bagi masyarakat yang katakanlah masih termarjinalkan," Ilham memaparkan.
Pers juga bisa berkaca pada media sosial, yang dalam hal ini terbukti mampu menggerakkan publik untuk mempopulerkan sebuah permasalahan yang pada akhirnya menjadikan Pemerintah atau lembaga terkait mengusut tuntas hal tersebut.
"Ibaratnya, kalau pers mengkritik mungkin dianggap belum pada tingkatan membahayakan ketimbang misalnya media sosial yang membuat viral beberapa kasus korupsi pejabat-pejabat tertentu yang akhirnya bisa terbongkar. Dan hal ini hasil dari kekuatan warganet yang semestinya harus segera diambil perannya oleh pers," Ilham menjelaskan.
Tantangan independensi dan integritas profesi pers juga semakin berat dari hari ke hari utamanya bila dikaitkan dengan pesatnya perkembangan arus informasi saat ini.
"Kalau tidak salah, dari 270 juta penduduk Indonesia terdapat sebanyak 200 juta orang yang sudah terhubung dengan internet. Artinya, sebanyak itu pula rakyat Indonesia yang memperoleh informasi dari menit ke menit. Jadi, pers tidak boleh main-main dengan integritas dan independensi karena kalau dianggap main-main, bisa merugikan seluruh bangsa Indonesia," kata Ilham.
Kongres XXV PWI dijadwalkan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Senin pukul 14.00 WIB di Istana Negara, Jakarta, dan dihadiri oleh 180 orang perwakilan provinsi dan pengurus PWI Pusat.
Sebanyak 700 hingga 1.000 orang dari 38 provinsi diagendakan hadir dalam Kongres lima tahunan yang kali ini berpusat di Kota Bandung.
Pada kongres kali ini, setiap cabang PWI provinsi berhak mengirimkan tiga perwakilan sebagai peserta kongres, dan maksimal lima peninjau, serta pengurus lainnya sebagai penggembira.
Hingga saat ini ada beberapa nama yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum PWI Pusat. Tetapi, nama-nama tersebut baru akan ditentukan saat kongres berlangsung.(ant/muu)
Load more