Jakarta, tvOnenews.com - Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), resmi memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI), pada Sabtu (23/9/2023).
Terpilihnya putra bungsu Presiden Jokowi itu sontak menjadi pertanyaan banyak pihak.
Bahkan, pemilihan Kaesang sebagai Ketum PSI juga terkesan terburu-buru.
Terlebih, rekam jejak dari Kaesang yang dianggap masih prematur sebagai politikus.
Hal ini karena selama ini Kaesang terkenal sebagai pebisnis bukanlah politikus.
Menyoroti hal tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (IndoStrategic) Ahmad Khoirul Umam memberikan beberapa catatan.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (IndoStrategic) Ahmad Khoirul Umam (tvOne/Apa Kabar Indonesia Pagi)
Menurut pria yang akrab disapa Umam itu, keputusan Kaesang untuk terjun ke politik dan kini langsung menjabat sebagai Ketua Umum PSI hanya dalam 2 hari pasca rekrutmen, menjadi penanda "hatrick" bagi Presiden Jokowi.
“Hatrick bagi Jokowi yang telah menggelar karpet merah bagi anak-anak dan menantunya untuk ke dunia politik,” jelas Umam dalam keterangan tertulis yang diterima tvOnenews di Jakarta pada Selasa (26/9/2023).
Hal ini dikatakan Umam seraya mengingatkan pada Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.
Meskipun PSI bukan bagian dari partai elit di parlemen Senayan, namun kata Umam didapuknya Kaesang tetap suatu yang istimewa.
“Posisi puncak Ketum partai tetap akan menempatkan Kaesang dalam pusaran kekuasaan di Tanah Air,” jelas Umam.
Kemudian menyoal kepemimpinan PSI, Umam melihat ada pola yang sudah berjalan.
“Tampaknya PSI mengedepankan figur yang memiliki selling point sebagai simbol political branding and marketing yang mereka jalankan,” tandasnya.
“Misalnya, penetapan Grace Natalie sebagai Ketum pertama PSI, merepresentasikan identitas politisi muda, politisi perempuan, dan mewakili kelompok minoritas sehingga menyimbolkan komitmen nilai-nilai solidaritas yang mereka usung,” sambung Umam.
Sementara kata Umam, didapuknya Kaesang dapat menjadi salah satu simbol anak muda sekaligus merepresentasikan keluarga Jokowi.
“Sehingga bisa menjadi mesin politik yang efektif untuk mengeruk massa pendukung loyal Jokowi,” jelas Umam.
Menurut Uma, jika dilakukan dengan serius, maka dak menutup kemungkinan PSI bisa lolos parliamentary threshold 4 persen.
Presiden Jokowi dan Kaesang Pangarep (Istimewa)
Umam kemudian menjelaskan bahwa dengan didapuknya Kaesang jadi Ketum PSI, maka akan membuka peluang besar bagi PSI untuk penetrasi lebih jauh ke segmen pemilih loyal Jokowi.
“Baik Jawa maupun luar Jawa, khususnya di Sumatera Utara di barat Indonesia dan juga wilayah Indonesia Timur,” ucap Umam.
Janji Kaesang untuk meloloskan PSI dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen, besar kemungkinan akan mendorong terjadinya operasi politik yang massif.
“Karena hal ini menyangkut karir dan kredibilitas politik putra sang penguasa,” jelasnya.
Menurut Umam, di satu sisi, ini menjadi angin segar bagi PSI yang akan semakin dinamis dan kompetitif.
“Namun di sisi lain, manuver ini juga perlu menjadi peringatan politik dini (early political warning) terutama bagi mesin politik PDIP yang berpotensi tergerus suaranya oleh agresivitas mesin politik PSI ini,” tandas Umam.
Dok. Megawati Soekarnoputri dan Kader PDIP dalam Rakernas (Istimewa)
Kemudian Umam menilai, ditetapkannya Kaesang sebagai Ketum PSI ini merupakan bukti pembiaran Presiden Jokowi.
“Selaku petugas partai kebanggaan PDIP, tentu Jokowi paham betul adanya aturan AD/ART PDIP No.25a yang melarang beda partai dalam lingkungan keluarga inti kader PDIP,” jelasnya.
“Meskipun keluarga Jokowi beralibi bahwa Kaesang saat ini telah memiliki KK terpisah dari Jokowi, namun penjelasan politisi senior Djarot Syaiful Hidayat menegaskan bahwa masuknya keluarga dekat ke partai lain menunjukkan ketidakmampuan kepala keluarga dalam mendidik, mengkader dan menggalang anggota keluarganya,” lanjut Umam.
Umam menduga, statemen tegas Djarot itu dialamatkan kepada Presiden Jokowi.
Namun, Umam memberikan warning. Bahwa jika saat ini PDIP cenderung bersikap diam dan mendiamkan aturan AD/ART-nya tidak diindahkan oleh keluarga Jokowi, maka hal itu tampaknya "menyimpan api dalam sekam".
“PDIP tampaknya memendam kemarahan dan menahan diri untuk tidak menciptakan konfrontasi terbuka dengan keluarga Jokowi, mengingat Jokowi saat ini masih berada di kekuasaan,” kata Umam.
Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo (kolase tvOnenews.com)
Umam kemudian mengatakan bahwa dampak penetapan Kaesang sebagai Ketum PSI terhadap Pilpres 2024 akan segera terlihat setelah PSI mendeklarasikan Capres dukungannya. “Per hari ini, PSI tampaknya lebih dekat dengan mesin politik pencapresan Prabowo,” kata Umam.
“Setelah beberapa kali dukungannya terhadap Ganjar seolah dinegasikan dan tidak dianggap oleh PDIP. Dalam konteks ini, Jokowi tampaknya ingin mengesankan orkestrasi politik dua kaki,” tandas Umam.
Sebagaimana diketahui, putra sulung Gibran tetap berada di PDIP untuk mendukung Ganjar Pranowo.
“Namun di sisi lain Kaesang yang saat ini menjadi Ketum PSI akan dipersilahkan untuk mendukung Prabowo,” kata Umam.
Menurut Umam, di sinilah kualitas kepemimpinan Kaesang di PSI juga akan diuji.
“Seberapa efektif dia mampu menggerakkan mesin politik partainya berhadapan dengan kekuatan besar PDIP di sejumlah basis-basis pemilih nasional yang tersebar di berbagai penjuru nusantara,” tutup Umam. (put)
Load more