Jatim, tvOnenews.com - Pernyataan bacawapres Anies Baswedan, Cak Imin, kali ini menyita perhatian publik. Pasalnya, ia menyebutkan penyelenggara safari politik AMIN di Jatim miskin.
Di mana diketahui, silaturahmi politik bacapres dan bacawapres Anies-Muhaimin (AMIN) mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Jember, Jatim, Kamis (28/9/2023) siang.
Hari ini, adalah rangkaian kunjungan kedua AMIN berkunjung ke Ponpes Nuris usai mengunjungi ponpes di Banyuwangi.
Di Ponpes Nuris, AMIN bertemu dengan ratusan Kiai se-Jember. Dari pantauan tvOnenews, tampak hadir pula Bupati Lumajang Thoriqul Haq di acara silaturahmi ini.
Di depan ratusan undangan, Cak Imin menyebut jika silaturahmi di beberapa pondok pesantren di Jawa Timur pada Kamis ini sangat menyita waktu dan tidak efektif jika dilalui dengan jalur darat.
"Jarak dari kota satu ke kota lainnya memakan waktu hingga tiga jam. Seharusnya perjalanan ini bisa ditempuh menggunakan helikopter. Namun entah mengapa tidak disediakan helikopter," ujar Cak Imin sambil guyon.
Bahkan, Cak Imin pun berkelakar. "Kalau melarat, mbok jangan diketokno (diperlihatkan). Keterlaluan! Kalau ada Heli bisa ditempuh 3 jam. Ini karena tidak ada Heli, kita harus batasin betul waktu," ujar Cak Imin.
"Ini tidak mengerti antara pentingnya waktu sama uang. Namun kok yang dipilih uang rupanya. Maklum biasa miskin," sambung Cak Imin sambil berkelakar di depan ratusan tamu undangan.
Duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang disingkat AMIN, dengan komposisi koalisi PKB, Nasdem, dan PKS merupakan wujud konkret kerjasama membangun peradaban dunia baru.
Sebagaimana dalam sejarahnya, ulama-ulama besar NU pernah menempuh koalisi dengan kekuatan politik yang berideologi Islam kanan, yaitu bersama Masyumi, dan pernah juga berkoalisi dengan kekuatan politik yang beridelogi kiri, yaitu melalui Nasakom.
Pada dekade terakhir PKB berkoalisi dengan PDI Perjuangan dan dari perspektif ideologi aman-aman saja, tidak menimbulkan masalah.
Menurutnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu adalah sosok yang dikenal teruji di berbagai kalangan, lebih-lebih di tengah-tengah warga dan ulama Nahdlatul Ulama (NU). (sss/aag)
Load more