Oksibil, tvOnenews.com - Kisah tragis Satpol PP Pegunungan Bintang yang ditembaki KKB saat pergi kerja di Oksibil. Kini diceritakan oleh Simon Petrus Sroyer.
Di mana Simon merupakan korban tersebut dan ASN Satpol PP Kabupaten Pegunungan Bintang. Dia katakan, penyerangan dan penembakan oleh KKB terjadi pada 19 September 2023 lalu.
"Kejadian itu, saat saya hendak pergi kerja menuju Kantor Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang," ujar Simon kepada tvOnenews, Sabtu (30/9/2023).
Tak hanya itu saja, saat itu ia ingat betul, saat ia bergegas dari rumahnya hendak ke kantor bupati untuk melaksanakan tugas, tiba-tiba ditengah jalan, ia dihadang oleh 3 orang KKB dengan senjata lengkap.
"Saya ditanya oleh KKB, mau kemana? saya menjawabnya, mau ke kantor. Lalu saya tiba-tiba ditembak di kepala dan saat itu saya bergerak reflek untuk menghindari tembakan tersebut," ceritanya.
"Namun tetap saja mengenai helm saya sehingga telinga saya luka. Kemudian saat itu, saya juga merasa sakit pada rusuk saya dan saat itu saya mengetahui bahwa rusuk saya terkena benda tajam/sangkur," sambungnya menceritakan sambil mengenang kejadian yang mencekam.
Setelah itu, ia ditembak lagi dan ia melihat pada moncong senjata KKB tidak mengeluarkan api.
Simon pun mengambil kesimpulan bahwa senjata tersebut ada mengalami kemacetan atau kendala lain.
"Dari situ lah saya mengambil keputusan untuk melakukan perlawanan, sehingga 3 orang KKB tersebut, langsung melarikan diri," kata Simon.
"Namun, pada saat saya hendak menaiki motor saya, untuk melanjutkan perjalanan, muncul lagi 3 orang KKB yang berbeda dari 3 orang sebelumnya," sambungnya menceritakan.
KKB yang datang kali ini, dengan senjata lengkap. Mereka juga menyerang dirinya kembali dan pada saat itu, Simon pun kembali melakukan perlawanan lagi.
"Sehingga mereka langsung melarikan diri. Setelah itu, saya melarikan diri juga dan melapor ke pos penjagaan Polri dan TNI di Areal Gereja GBI dan dari sana saya diantar ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis," ujarnya.
Dari kejadian ini, Simon sampaikan, bahwa KKB yang memegang senjata api telah melanggar hukum nasional dan internasional.
Maka dari itu, Simon katakan tidak ada kompromi untuk KKB dan harus ditindak oleh penegakan hukum dengan tegas dan terukur.
"Saya merasa tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh KKB ini, dan saya berharap apa yang dilakukan oleh KKB ini tidak boleh diulangi lagi. Sehingga aktivas masyarakat bisa berjalan dengan Aman dan Damai serta pembangunan dapat dilakukan oleh pemerintah demi terwujudnya Kabupaten Pegunungan Bintang yang Aman, damai dan sejahtera," pungkasnya. (aag)
Load more