"Waktu itu, kita masih kecil-kecil. Akhirnya, cuma bisa liat bapak kita diseret-seret, bahkan sampai mau keluar dari pintu belakang, masih ditodong sama cakrabirawa. Cakrabirawa loh yang masuk, 5 orang yang masuk sampai penembakan," ujar Untung Mufreni.
Untung Mufreni pun akui, bawha peristiwa ini yang membuat keluarganya selalu sedih ketika bulan September hadir.
"Setiap September kita tidak merasa senang, selalu dalam keadaan yang sedih, karena kita mengingat terus dan terus-terusan," kata Untung Mufreni sembari menahan air matanya.
Bagaimana tidak sedih? Untung bersama saudara-saudaranya yang kala itu masih sangat kecil, mengaku sempat diancam akan ditembak.
"Kami kejar ayah kami keluar, sampai pintu belakang, itu satu orang dari Cakrabirawa sudah siap di depan kami, kami buka pintu dibilang 'siapa yang keluar kami tembak', itu masih kecil-kecil kami," Untung menceritakan mencekamnya kondisi kala itu. (aag)
Load more