"Kalau dia (Jokowi) ada hambatan psikologis, hambatan budaya, dan hambatan sosiologis, tidak mungkin membisikkan dekat kuping. Ini menunjukkan bahwa Jokowi merasa dirinya sama dengan Ganjar,’’ jelas Emrus.
Isi bisikan Presiden mengenai ketahanan pangan yang sedang menjadi isu hangat global, juga makin menunjukkan kemana bandul politik Jokowi bergerak.
Jokowi seolah memberi kepercayaan pada Ganjar untuk melanjutkan langkah strategis yang telah ia rintis, dalam upaya mencegah krisis pangan di Indonesia.
"Apalagi ada kalimat ketiga, kalau sudah dilantik gaspol. Berarti peta kognisi Jokowi sudah terbayang bahwa Ganjarlah yang akan dilantik sebagai presiden. Kalau kita bicara psikologi komunikasi, kata-kata ini adalah pesan spontan yang mewakili perasaan Jokowi,’’ tambahnya.
Emrus tidak menampik, dalam beberapa kesempatan Jokowi juga pernah memberi sinyal dukungan bagi bacapres lain, khususnya Prabowo Subianto.
Tapi ia menilai, endorsement itu disampaikan Jokowi semata-mata karena menghormati posisi Prabowo sebagai menterinya, bukan dilandasi rasa percaya penuh sebagaimana Jokowi terhadap Ganjar.
"Trust itu hanya pada Ganjar, kalau Prabowo tidak ada jaminan. Karena Prabowo masih menterinya Jokowi, sehingga ia akan melanjutkan program pemerintah. Tapi ketika sudah jadi Presiden maka dia pasti akan menjadi dirinya sendiri. Nah Ganjar tidak seperti itu, karena mereka satu partai, satu ideologi," jelas Emrus.
Load more