Jakarta, tvOnenews.com-“Penderitaan saya yang paling tidak dapat disembuhkan dan tidak dapat digambarkan adalah kerinduan untuk bersama anak-anak saya, yang kehidupannya telah saya tinggalkan ketika mereka berusia delapan tahun,” katanya Narges Mohammadi, aktivis perempuan Iran suatu ketika tentang hal yang paling berat dalam perjalanan hidupnya keluar masuk penjara.
Selain tidak dapat bertemu dengan anak-anak selama delapan tahun, pembatasan panggilan telepon juga diberlakukan oleh penjara membuat dia bahkan tidak mendengar suara mereka selama lebih dari satu setengah tahun.
Mohammadi mengaku sangat merindukan masa kecil anak kembarnya, Kiana dan Ali, serta rasa sakit karena berpisah dari suaminya, Rahmani. "Selama 24 tahun menikah, kami hanya hidup bersama selama lima atau enam tahun!" ujar Narges.
Pertama kali ditangkap 22 tahun lalu, Mohammadi telah menghabiskan sebagian besar waktunya selama dua dekade terakhir keluar masuk penjara karena tak henti-hentinya mengkampanyekan hak asasi manusia di Iran. Dia terakhir dipenjara sejak November 2021.
“Dia adalah orang paling gigih yang saya kenal”, suaminya Taghi Rahmani, yang telah menjadi pengungsi di Prancis sejak 2012 bersama dua anak mereka, si kembar yang kini berusia 17 tahun.
Pada September ini menjalani hukuman gabungan 10 tahun dan sembilan bulan penjara. Ia juga dijatuhi hukuman 154 cambukan dan lima kasus yang menjeratnya terkait dengan aktivitasnya di penjara saja.
Load more